REGIONAL

Gubernur Khofifah Kunjungi 2 Pesantren Salaf di Sampang

99
×

Gubernur Khofifah Kunjungi 2 Pesantren Salaf di Sampang

Sebarkan artikel ini
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati H. Slamet Junaidi dan Wabup H. Abdullah Hidayat saat berkunjung ke Pondok Pesantren Assirojiah Kajuk Sampang Madura.

PETAJATIM.co, Sampang – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Senin (2/1/2023) mengunjungi 2 Pondok Pesantren (Ponpes) salaf yang ada di Kabupaten Sampang Madura. Yakni Ponpes Assirojiah kampung Kajuk kelurahan Rong Tengah Kecamatan Sampang dan Ponpes At-taroqi Karongan Sampang.


Kunjungan Gubernur Khofifah ke Pondok Pesantren tersebut bukan dalam rangka agenda politik, melainkan untuk meninjau lokasi pesantren yang pada Minggu (1/1) terendam banjir luapan sungai Kali Kamuning sekaligus menyerahkan bantuan paket sembako, pakaian dan juga uang tunai.


Tak hanya mengunjungi pesantren, Gubernur yang didampingi Bupati Sampang H. Slamet Junaidi dan Wabup H. Abdullah Hidayat juga melihat dapur umum yang disediakan untuk para korban banjir di kantor Dinas Sosial (Dinsos) Sampang. 


Khofifah menyampaikan, kedatangannya ke pondok pesantren di Sampang bertujuan memantau kondisi pesantren pasca terendam banjir. 


“Sesuai petunjuk dari Pak Bupati kita datang pesantren yang terdampak banjir kemarin,” ungkap orang nomor 1 di Pemprov Jatim ini.


Khofifah juga mengatakan, saat ini ditengah Hidrometeorologi, fenomena alam yang membuat intensitas hujan sangat tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Hidrometeorologi menjadi antisipasi bersama secara kolektif, karena termasuk di dalamnya kiriman air.  


“Artinya bencana banjir yang terjadi bukan semata-mata karena hujan di satu lokasi, tapi juga karena adanya kiriman air dari hulu,” katanya. 


Dalam upaya untuk menangani bencana banjir di Sampang, Pemprov Jatim tidak hanya melakukan normalisasi sungai Kali Kemuning, namun juga pembangunan pintu air, mesin pompa penyedot dan pemasangan sheet pile di bantaran sungai. 


“Untuk mengatasi banjir ini memang harus dibuka kanal, karena terdapat dua arus pertemuan jalur air, seperti halnya di Jakarta, kanal banjir dan kanal timur. Tapi itu membutuhkan anggaran besar terutama untuk pembebasan lahan,” pungkasnya. 


Penulis : Zainal Abidin