KINERJA

Ongkos Kerja Tak di Bayar, Warga Ancam Tutup Paksa SDN Morbatoh 2 Banyuates

1155
×

Ongkos Kerja Tak di Bayar, Warga Ancam Tutup Paksa SDN Morbatoh 2 Banyuates

Sebarkan artikel ini
Pengendara motor melintas di depan SDN Morbatoh 2 Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang

PETAJATIM.co, Sampang – Lembaga pendidikan SDN Morbatoh 2 Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang terancam ditutup paksa oleh warga. Pasalnya, ongkos tukang atau pekerja proyek rehab ruang kelas di sekolah tersebut hingga kini belum dibayar.

Total tanggungan pembayaran yang belum dilunasi oleh pihak pelaksana proyek kepada tukang sebesar Rp 70 juta. Berdasarkan data yang dihimpun Petajatim.co. Pada 2019 lalu, SDN Morbatoh 2 Banyuates mendapat bantuan rehabilitasi tiga ruang kelas dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) senilai Rp 1 miliar.

Proyek itu dimenangkan oleh PT Galakarya. Sementara pelaksana di lapangan atas nama Sukirno warga Kecamatan Kedungdung.

Sebenarnya pekerjaan proyek tersebut sudah lama tuntas. Akan tetapi, sampai saat ini tukang yang bekerja belum menerima bayaran. Karena kesal para pekerja mengancam akan menutup paksa sekolah tersebut apabila dalam bulan ini mereka tetap tidak juga dibayar.

Munada selaku kepala tukang proyek tersebut menuturkan, rehabilitasi ruang kelas SDN Morbatoh 2 dikerjakan mulai Oktober – Desember 2019, dengan merehab tiga ruang kelas. Termasuk juga pembangunan toilet dan pagar sekolah.

Sebelum pengerjaan dimulai, Ia dihubungi oleh Sukirno sebagai pelaksana dan dipercaya untuk mengerjakan proyek tersebut. Dia menerima uang Rp 25 juta untuk berbelanja bahan material bangunan.

Setelah dibelanjakan, uang tersebut hanya cukup untuk satu ruang kelas. Kemudian, Munada meminta tambahan uang Rp 50 juta kepada Sukirno untuk melanjutkan rehab dua ruangan tersisa.

Namun, uang yang diminta itu tidak langsung diberikan kepada Munadah. Melainkan diserahkan ke pemborong proyek atas nama Nasir.

“Sejak saat itu saya selalu menerima uang dari Nasir. Tapi setiap kali meminta uang untuk belanja bahan dan bayar tukang. Nasir sulit dihubungi,” tuturnya, Jumat (20/11/2020).

Munada terpaksa ngutang bahan material ke toko bangunan. Totalnya Rp 15 juta dan sampai sekarang hutang tersebut belum bisa dibayar karena uangnya tidak ada.

“Tanggungan pelaksana yang belum diselesaikan Rp 75 juta. Perinciannya, hutang material Rp 15 dan ongkos/bayaran tukang Rp 60 juta. Saya sudah telpon Sukirno dan katanya uangnya sudah ada di Nasir termasuk untuk ongkos tukang,” ungkapnya.

Munada mengaku berulang kali menghubungi Nasir meminta kejelasan terkait dengan pembayaran. Akan tetapi Nasir hanya janji-janji terus dan setiap kali ditelpon tidak pernah direspon.

Ia mengancam akan menutup paksa SDN Morbatoh 2. Baginya uang Rp 70 juta itu sangat besar. Pihaknya sudah mengerjakan proyek dengan baik jadi sudah sepantasnya mendapat bayaran.

Pihaknya berharap agar Pemkab Sampang dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) bisa membantu memfasilitasi persoalan tersebut. Karena selama ini dirinya sudah cukup sabar menunggu etikat baik dari pihak pelaksana dan pemborong untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

“Kami sudah berusaha meminta hak kami. Tapi hasilnya nihil. Kami hanya rakyat biasa. Kalau tidak berharap kepada pemerintah, mau minta tolong ke siapa lagi,” ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Nor Alam mengatakan, proyek rehabilitasi ruang kelas SDN Morbatoh 2 dari Kementerian PUPR masuk dalam pengawasan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa timur. Sementara Pemkab hanya mendapat pemberitahuan kalau di situ ada pengerjaan proyek rehab ruang kelas.

“Jangan sampai menutup sekolah. Kasihan siswa dan guru. Kami harap pihak pelaksana proyek bisa segera menyelesaikan persoalan itu,” kata Nor Alam.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan Sukirna dan Nasir belum bisa dimintai keterangan. Di hubungi melalui nomor telepon yang biasa digunakan tidak aktif.

Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru