PROFIL TOKOH

Wibisono: Dukungan Mengalir untuk Calon Menhan Letjen Syarifudin Tippe di Kabinet Jokowi Jilid Dua

85
×

Wibisono: Dukungan Mengalir untuk Calon Menhan Letjen Syarifudin Tippe di Kabinet Jokowi Jilid Dua

Sebarkan artikel ini
Pengamat Militer Wibisono (kiri) bersama Letjen Syarifudin Tippe

 

STRATEGI.co.id, Jakarta – Sosok calon Menteri Pertahanan (Menhan) semakin hangat diperbincangan publik.  Bursa menteri Kabinet Jokowi jilid dua, salah satunya dukungan untuk calon Menhan Letjen TNI (Purn) Prof,. R Syarifudin Tippe, Msi mengalir terus dari para tokoh senior maupun masyarakat luas.

Menurut pengamat militer Wibisono,SH,MH, sosok jendral bergelar Profesor yang lahir di Sinjai-Sulawesi Selatan 7 Juni 1953, sangat cocok menjadi Menhan yang akan datang. Lulusan Akabri tahun 75 ini pernah menjabat Komandan Seskoad, Pangdam Sriwijaya serta Pendiri Unhan (Universitas Pertahanan) dan Rektor pertama di Unhan

“Dukungan untuk beliau semakin mengalir, beliau telah melahirkan banyak legacy buat bangsa ini,” tutur Wibisono.

Menurut Bang Tippe, demikian akrab disapa, ada dua modal sosial yang diperoleh dari perjalanan kariernya sebagai prajurit TNI dan sebagai akademisi, sejak tahun 1976 sampai dengan 2012.

” Kedua modal sosial tersebut menjadi basis optimisme saya untuk berkiprah kepada bangsa dan negara,” ujarnya

Kedua modal sosial tersebut adalah : pertama, mampu menciptakan kondisi yang kondusif di Aceh ketika menjabat Danrem 012/Teuku Umar, 1999-2001 dengan basis filosofis yaitu jangan tembak kepala orang Aceh, tapi tembaklah hatinya, yang direalisasikan melalui strategi merebut hati dan pikiran masyarakat Aceh.

“Kondisi yang kondusif itulah berangsur-angsur membaik sehingga pada tahun 2005 saya satu-satunya prajurit TNI aktif ditunjuk pemerintah untuk ikut bersama delegasi RI lainnya ke Helsinki dlm rangka mendamaikan RI-GAM,” ujarnya.

Kedua, pendirian Universitas Pertahanan (Unhan). Gagasan pendirian UNHAN oleh Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso, kemudian disambut baik oleh Presiden SBY dan Menhan Prof Juwono Sudarsono.

“Singkatnya berangkat dari pemaparan rencana pendirian UNHAN pada awal April 2008 di depan seluruh eselon 1 Kemhan. Meski sudah disetujui RI 1 dan Menhan, namun tidak seorang pun dari Eselon 1 yang setuju dengan pendirian UNHAN, karena alasan keuangan negara pada masa itu tidak memungkinkan mendirikan UNHAN,” papar Bang Tippe

“Dengan tekad tak kenal menyerah, saya berinisiatif untuk menyisipkan agenda pendirian UNHAN ke dalam agenda Security Dialog antara pihak Kemhan RI-1 dengan pihak Dephan AS di Pentagon Washington, yang akan dilakukan pada 15 April 2008,” ucapnya.

Sebelum dialog formal dilakukan, Syarifudin Tippe, mencoba melobi seorang Prof di Pentagon AS dgn mengangkat sub topik pendirian UNHAN. Ternyata dengan lobi informal ini Profesor  tersebut atas nama Dephan AS siap mendukung penuh, dengan mengalihkan sebagian bantuan keuangan yang diperuntukkan TNI AD ke program pendirian UNHAN.

” Pertanyaannya kenapa AS sangat respek dan antusias mendukung pendirian UNHAN??, Ternyata karena AS menilai gagasan pendirian UNHAN tersebut sejalan dengan salah satu misi AS yaitu mempromosikan demokrasi di dunia. UNHAN merupakan melting pot (titik cair) secara intelektual antara sipil militer. Sebelumnya AS melihat militer dengan sipil di Indonesia ketemunya selalu di jalan, ketika mahasiswa melakukan demonstrasi, di mana militer cenderung brutal. Jadi tujuan pendirian UNHAN salah satunya adalah secara akademik untuk mensinergikan sipil militer,” Jelasnya.

” Berangkat dari dua modal sosial di atas, baik kontribusi terhadap perdamaian RI-GAM, maupun dalam pendirian UNHAN, insya Allah jika Allah mentaqdirkan lewat kementerian pertahanan saya pun siap membaktikan diri kepada bangsa dan negara, membawa NKRI keluar dari kesulitan,” tandasnya

Mewujudkan tingkat kesejahteraan dengan pendekatan pertahanan atau pertahanan yang berbasis kesejahteraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang dimulai dari perbatasan: membangun green and blue belt on boundary defence yang berbasis ekonomi dan budaya pertahanan

Detail konsep tersebut berupa analisis prediksi dan kalkulasi secara nasional telah dilakukan sejak tahun 2012, dan bahkan sudah dipraktikkan di salah satu wilayah nusantara tercinta.

” Itulah yangg memotivasi saya merestui ajakan adik-adik relawan untuk ikut berikhtiar bergabung dalam kabinet SDM UNGGUL INDONESIA MAJU, dengan berserah diri kepada Allah Swt, pada gilirannya nanti, insya Allah saya siap memaparkan di hadapan publik, bahwa realisasi dari konsep tersebut realistik untuk direalisasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,” ulasnya.

Wibisono menambahkan “beliau sosok yang cakap dan cocok untuk menggantikan menhan Jendral Ryamizard Ryacudu, karena saya pernah bekerjasama dengan kedua jendral ini dalam mewujudkan Konsep “Perang Modern” sebagai konsep penyadaran bangsa lewat penerbitan buku “Bangsa indonesia terjebak Perang Modern” ditahun 2004″, ini legacy juga buat beliau dan pak Menhan, kedua jendral ini satu visi dan satu pemikiran dalam “Platform Pertahanan dan Keamanan Nasional, kedepan dibutuhkan sosok “new leader” jendral pemikir yang mempunyai visi jauh kedepan”, pungkas wibi.

Dukungan Terus mengalir

Sementara itu dukungan dari tokoh tokoh juga datang dari Ary Ginanjar CEO ESQ (leadership center), menurutnya Syarifudin tippe dikenal sebagai salah satu dari sedikit Perwira TNI yang punya karier nyaris sempurna. Sebagai tentara yang ‘berotak cair’, Syarifudin tak kesulitan menempuh pendidikan S-1 hingga S3 dan menyandang gelar sebagai profesor atau guru besar serta menduduki jabatan rektor di Universitas Pertahanan (Unhan).

Kecemerlangan otak Syarifudin Tippe muda ini terlihat sejak pertama kali menapaki karier sebagai anggota TNI yang penuh prestasi. Selama mengikuti pendidikan Suspa Mekani, Suspa Intelijen dan lainnya selalu menduduki rangking pertama atau kedua dari setiap kursus atau pendidikan yang dia ikuti, ulas Ary.

Dia juga berhasil mendapatkan predikat sebagai lulusan memuaskan di Seskoad Komparatif AS pada tahun 1991. Karier militer pria kelahiran 7 Juni 1953 juga terbilang cukup kinclong dengan berhasil menduduki posisi-posisi penting di TNI, khususnya angkatan Darat.

Sedangkan Karir militernya dimulai sebagai Komandan Peleton 2 Denzipur 6, Komandan Peleton 1 Denzipur 6, Kasitik Milum Pusdikzi, dan Danrem Kodam 1 Bukit Barisan. Selain itu, berbagai penghargaan telah diterimanya seperti SL GOM VII Aceh, SUKS VIII, SUKS XVI, SUKS XXIV, Bintang Yudha Kartika, Bintang Kartika, Medali Kepeloporan serta berbagai penghargaan lainnya. Tugas keneragaan juga selalu dipenuhinya dengan semangat pengabdian yang tinggi.

Pada tahun 1976, ia terlibat langsung dalam operasi penumpasan PGRS Paraku dan pembangunan titik kuat di perbatasan Kalbar dan Malaysia, memimpin operasi Sadar rencong di Aceh pada 1999, menjabat sebagai wakil komandan operasi pemulihan keamanan pada 2001-2002, dan mendampingi Panglima TNI kala itu ke berbagai Negara-negara Asia Timur seperti Jepang, China, Korea Selatan, ASEAN, Kairo, dan puncaknya adalah tatkala ia menjadi anggota Delegasi perundingan RI-GAM di Malaysia dan Helsinki, Finlandia pada tahun 2005.

Tak hanya itu, dirinya juga punya jaringan international yang luas. Selama berkarir sebagai Perwira TNI, ia seringkali mendapat penugasan untuk pada forum-forum international seperti kunjungan studi banding ke Rajaratnam School of International Studies, Universty of Singapura, Kunjungan studi banding dan kerja sama US National Defense University Naval Postgraduate dan beberapa Negara bagiannya lainnya.

Kerja sama dan studi banding ke berbagai Negara seperti China, jepang, Kanada, dan AS serta Australia. Jiwa nasionalisme yang tinggi dan kepeduliannya akan Ilmu pertahanan,

Salah satu karya master piece beliau adalah buku ‘Ilmu Pertahanan, Sejarah, Konsep, Teori dan Implementasi’ yang diterbitkan pada tahun 2017 lalu serta buku-buku lainnya.

Di tengah kesibukannya, Syarifudin Tippe masih menyempatkan diri untuk memberikan materi ceramah keagamaan di Masjid Al Muchtar Cipayung Jakarta setiap Sabtu dan Minggu pagi.

Bisa dibilang Syarifudin Tippe sudah mempunyai 3 kompetensi kecerdasan, yakni cerdas secara intelektual, cerdas secara emosional dan cerdas secara spiritual.

Lanjutnya,Syarifuddin Tippe adalah salah satu sosok yang punya kompetensi tiga kecerdasan yang lengkap.

“Beliau adalah seorang professor, artinya cerdas secara intelektual, beliau juga seorang TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal, sudah pasti beliau sangat cinta akan bangsa ini dan punya mental yang kuat, artinya beliau cerdas secara emosional, saya mengenal beliau juga sangat cerdas spiritual. Dia orang takwa, sholeh, dan dia adalah orang yang saya rekomendasikan untuk Indonesia Hebat di bidang pertahanan,” pungkas Ary.

( nwt/red )