PETAJATIM.com, Jakarta – Penunjukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju menjadi jawaban teka-teki Partai Gerindra masuk gerbong koalisi Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Presiden Jokowi juga menunjuk Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang semula kabarnya menjadi menteri pertanian. Keduanya dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Rabu, (23/10)
Menurut Pengamat militer Wibisono tidak terlalu mengejutkan apabila kedua petinggi Gerindra itu ditunjuk sebagai menteri, karena beberapa pekan terakhir santer nama Prabowo dan Edhy bakal menjadi Menteri Pertahanan dan Menteri pertanian.
“Tentunya publik terkaget kaget dengan drama yang sangat luar biasa dalam pembentukan kabinet Jokowi Ma’ruf dengan adanya nama Prabowo di barisan kabinet, karena Prabowo merupakan rival dalam Pemilihan Presiden 2019, dalam politik menjadi hal wajar,” ujar Wibisono kepada petajatim.co di Jakarta, Kamis (24/10) malam.
Seperti kita ketahui, pada pilpres yang lalu melahirkan politik identitas dan militansi yang berdampak pada polarisasi di masyarakat terbelah dua akibat persaingan keduanya, maka dari itu rekonsiliasi ala Jokowi dan Prabowo pun sebagai momentum besar perpolitikan nasional.
Lanjut Wibi, penunjukan Prabowo sebagai Menhan seperti mengingatkan hal serupa ketika pembentukan kabinet Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 2008. Obama juga menunjuk rivalnya, Hillary Clinton, sebagai Menteri Luar Negeri. Bedanya, Obama-Hillary berasal dari partai yang sama, yaitu Partai Demokrat, sedangkan Jokowi dan Prabowo berasal dari dua partai politik yang berbeda,hal ini mungkin baru pertama kali terjadi dunia.
“Hal ini terjadi bukan hanya karena buah komunikasi politik Prabowo dengan Jokowi, tapi juga hasil safari politik dengan para pimpinan partai politik lainnya yang tergabung dalam koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf,” kata Wibi.
Di kalangan internal partai Gerindra, Prabowo dianggap cukup baik dalam mengelola kubu yang menolak dan menerima koalisi dengan Jokowi. Tapi di mata relawan dan emak-emak Prabowo dianggap berkhianat.
Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang dihadiri ribuan pengurus dan kader Gerindra di Padepokan Garudayaksa, Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pekan lalu, 16 Oktober 2019, Prabowo menyampaikan tiga konsep yang ditawarkan kepada Jokowi-Ma’ruf, terkait konsep ketahanan pangan dan energi, percepatan peningkatan ekonomi, dan kemandirian pertahanan.
Rupanya Jokowi tertarik menerima konsep tersebut dengan bukti menunjuk Prabowo sebagai Menhan serta Edhy sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Prabowo menerima tawaran Jokowi karena ia merasa kompeten di bidang pertahanan. Prabowo pernah menjabat Panglima Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) dan Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus (Danjen Kopassus). Ia juga sudah menjelaskan kekhawatirannya kepada Jokowi terkait situasi keamanan di Indonesia, termasuk isu di Papua.
Sementara itu penunjukan Prabowo masuk kabinet disambut kekecewaan sejumlah relawan pendukung Jokowi, Pro Jokowi (Projo). Projo, yang dibentuk untuk mendukung Jokowi sejak Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012, langsung membubarkan diri.
“Kami ikhlas jika memang tidak dibutuhkan lagi,” terang Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, kepada wartawan, Rabu (23/10).
Budi pun langsung mengirimkan meme bergambar Jokowi dan Prabowo lengkap dengan tulisan ‘Pro Jokowi dan Prabowo’. Juga meme lainnya bergambar Jokowi dan Prabowo berdiri dengan tulisan ‘Siap Presiden, Projo kita suruh bubar saja, karena sudah jadi Projowo Jokowi-Wowo’. Projo tak bisa menerima kenyataan bahwa rekonsiliasi yang terjalin antara Jokowi dan Prabowo berujung jatah Menhan.
“Ada kekecewaan soal Prabowo jadi Menhan karena Prabowo rival yang cukup keras pada pilpres yang lalu. Kita bertarung cukup keras, tapi sekarang (Prabowo) menjadi Menhan,” ujar Sekretaris Jenderal Projo, Handoko, dalam keterangan persnya, Rabu (23/10)
Wibi mengatakan, terlepas pro dan kontra berdasarkan rekam jejak Prabowo, ia memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulannya, Prabowo tercatat sebagai perwira yang memiliki visi dan mimpi strategis untuk memajukan TNI. Saat menjabat Danjen Kopassus pada 1997-1998, Prabowo membangun kapabilitas pasukan elite di TNI AD sebagai satuan pasukan khusus terbaik di dunia. Ia memikirkan bagaimana prajurit TNI memiliki smart power yang mampu menjawab tantangan yang akan dihadapi 10-15 tahun ke depan.
Prabowo memfasilitasi pengiriman 35 perwira terpilih, mulai pangkat letnan satu hingga letnan kolonel, untuk studi ke luar negeri. Sebanyak 20 perwira dikirim ke Inggris dan 15 perwira dikirim ke Amerika Serikat, salah satunya adalah Andika Perkasa, yang saat ini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
” Saat ini Prabowo Subianto ‘Sang Macan Asia’ sudah resmi menjabat Menteri Pertahanan Republik Indonesia, tadi siang sudah berlangsung serah terima jabatan dengan mantan Menhan Jendral (purn) Ryamizard Ryacudu, tugas berat telah menanti, selamat bertugas jendral Prabowo, semoga kepemimpinan ditanganmu Keutuhan NKRI terjaga,” pungkas Wibisono.
(jok)