petajatim.co, Sampang – Malam pergantian tahun masehi selalu identik dengan pesta bunyian trompet dan kembang api. Baik yang diinisasi oleh pemerintah, swasta ataupun perseorangan. Pesta tahun baru tidak sedikit menyedot anggaran bersumber dari negara dan daerah, bahkan kita sering melihat setiap ada pesta yang disponsori oleh pemerintah, para pejabatnya pesta pora dengan makanan mewah diatas meja.
Terkadang makanan tersebut sampai dibuang ketempat sampah, sedangkan diseberang sana ada banyak anak bangsa yang tidak bisa makan. Mereka kelaparan, tidak tahu pesta kembang api, tidak tahu televisi dan mengenal apa itu internet. Tapi ironisnya para elit kekuasaan tidak mau tahu tentang kondisi sosial masyarakat miskin dibawah.
Alangkah indahnya jika perayaan tahun baru didorong untuk membantu anak negeri di seberang sana. Sehingga mereka bisa keluar dari jeratan kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan yang membelenggu hidupnya. Daripada menghambur-hamburkan uang hanya mengejar kesenangan sesaat dan tidak memberikan manfaat. Padahal dunia Pendidikan Nasional mulai jenjang tingkat SD dan SMP Negeri (tidak menghitung yang swasta) yang memiliki fasilitas laboratorium hanya sekitar 40-50%.
Coba kita renungkan sebentar sebelum tahun benar benar berganti genap, dari 34 Provinsi dan 514 Kabupaten Kota seluruh Indonesia anggap saja menghabiskan anggaran Rp 1 triliun (cek dihal web Kemenkeu) hanya untuk meniup trompet dan bakar kembang api. Andaikan satu trilliun itu dibagi untuk seribu laboratorium (dengan hitungan 1 lab 1 milliar) untuk menyiapkan anak menuju society 5.0, itu berarti akan ada seribu sekolah dengan fasilitas laboratorium yang representatif setiap tahun. Nah kalau lima tahu kita tinggal menghitung saja.
Sehingga Indonesia benar benar memiliki generasi Z yang siap bersaing secara digital (tentu tidak hanya sebagai konsumen) pada level global. Disisi lain masih banyak desa-desa yang belum menikmati aliran listrik (cek di hal web Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia). Disaat yang bersamaan ada yang berpesta pora tapi sebagian anak negeri menelan derita.
ABDURAHMAN
Dosen dan peneliti LLDIKTI
1 Desember 2020
“NEGERI KITA INDONESIA”