HUMANIORA

Nasib Penyandang Disabiltas Ditengah Pandemi Covid -19 Jadi Perhatian NU Sampang

110
×

Nasib Penyandang Disabiltas Ditengah Pandemi Covid -19 Jadi Perhatian NU Sampang

Sebarkan artikel ini
Talk show yang digelar PC NU Sampang

PETAJATIM.co, Sampang – Pandemi Covid – 19 benar-benar melumpuhkan roda perekonomian hampir seluruh negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Berbagai sektor usaha mengalami mati suri akibat serangan wabah tak kasat mata tersebut. Melihat kondisi itu, Satuan Tugas (Satgas) Covid – 19 Nahdlatul Ulama (NU) Sampang mencoba mengangkat sebuah tema dalam acara Talk Show On Air di salah satu radio swasta di Sampang tentang Nasib Disabilitas Ditengah Pandemi Covid -19.

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PC NU Samping, Faisol Ramdhani mengatakan, selama ini masyarakat bahkan pemerintah kurang memperhatikan nasib penyandang disabilitas ditengah pandemi corana. Padahal mereka yang mempunyai keterbatasan fisik tersebut sangat merasakan dampak dari wabah Covid – 19, akibat dari berbagai sektor usaha tidak jalan.

“Talk show yang kami gelar di Radio Salsabila mengupas tentang nasib penyandang disabilitas bagaimana mereka bisa bertahan hidup ditengah pandemi virus corona. Apakah pemerintah peduli dengan keterbatasan fisiknya, karena untuk bertahan hidup dalam kondisi normal saja cukup sulit apalagi ditengah ekonomi lagi terpuruk saat ini,” ungkap Faisol Ramdhani, Senin (29/6/2020).

Ia mengutarakan, Satgas NU Peduli Covid -19 Sampang merasa terpanggil dan ingin mengetuk hati nurani Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang untuk peduli dan memperhatikan nasib penyandang disabilitas ditengah pandemi Corona ini.

Talk Show yang akan gelar hari Rabu 1 Juli 2020 nanti, selain dari Ormas NU juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sampang, Amiruddin dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sampang.

“Mudah-mudahan dari acara tersebut, bisa menjadikan kepekaan dan kepedulian bagi kita semua terutama pemerintah agar memperhatikan kondisi penyandang disabiltas lebih manusiawi. Mengingat di kota besar dan negara maju hak-hak mereka mendapat perhatian khusus dari pemerintahnya,” tandasnya. (tricahyo/her)