PETAJATIM.co, Bangkalan – Peristiwa tragis yang menimpa S (20) korban kasus pemerkosaan yang dilakukan bergilir oleh 8 tersangka menyisakan bekas luka bathin mendalam bagi keluarga korban. Terlebih lagi setelah korban mengalami depresi berat akibat trauma psikologis, hingga harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Perbuatan biadab sejumlah pemuda berandalan tersebut membuat ibu korban yang tinggal di Desa Bandang Laok, Kecamatan Kokop itu terpukul dan merasa sedih, disaat menjelang usia senja ia malah mendapat cobaan yang begitu berat secara bertubi-tubi, setelah anaknya diperkosa beramai-ramai, kini harus kehilangan korban yang meninggal dunia karena bunuh diri.
“Kami benar-benar sedih dan merasa kehilangan, karena tidak menyangka anak kami pergi secepat itu, meninggalkan anak semata wayang Mutmainnah yang masih berumur 3 tahun. Sebelumnya cucu saya ditinggal pergi bapaknya begitu saja saat usia 4 bulan,” ucap Misna ibu korban sambil meneteskan air mata mengenang kepergian anaknya tersebut.
Menurut penuturan ibu korban, setelah mengalami kasus pemerkosaan anaknya sering melamun dan menyendiri, namun ia tidak pernah menyangka jika korban berbuat nekat melakukan bunuh diri. Diperkirakan korban mengalami depresi berat, sehingga tidak kuat menghadapi peristiwa yang membuat jiwanya tergoncang hebat.
“Kami kaget sewaktu anak saya ditemukan tergeletak dalam keadaan sekarat di dapur belakang rumah. Diduga ia meminum cairan berbahaya sehingga keluar busa dari mulutnya. Kejadian yang menghebohkan itu setelah para pelaku di tangkap Satreskrim Polres Bangkalan beberapa hari kemudian,” tutur Rohman bapak korban.
Misna menambahkan tentang kronologi kejadian pemerkosaan yang menimpa anaknya itu, diceritakan bahwa ia tidak mempunyai firasat buruk sama sekali jika akan terjadi musibah seperti ini terhadap anaknya.
“Sebelum kejadian pada malam itu kami bertiga tengah tiduran di lantai, kemudian anak saya pamitan hendak mau beli bedak ke minimarket diantar 2 temannya yang menjemput ke rumah. Kami semalaman khawatir karena ia tidak kunjung datang, namun tiba-tiba ia pulang sekitar pukul 04.30 WIB dalam kondisi tubuhnya telanjang bulat sambil menangis,” ungkapnya dengan nada terbata-bata.
Ia berharap para pelaku yang memperkosa anaknya harus dihukum seberat-beratnya, karena perbuatan biadab mereka telah merampas masa depannya dan membuat dia bunuh diri akibat tidak kuat menghadapi kejadian tragis tersebut.
Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Agus Sobarnapraja, saat ditanyakan apa penyebab korban bunuh diri menyatakan, pihaknya masih belum bisa memastikan apakah korban bunuh diri atau ada penyebab lain. Namun di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di dalam dapur ditemukan sejenis cairan berbahaya yang tengah diselidiki zat apa yang terkadung didalamnya.
“Korban ditemukan keluarganya tengah sekarat di dalam dapur, setelah dibawa ke Puskesmas dalam kondisi lemas ternyata nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Sejauh ini kita telah melakukan olah TKP untuk menyelidiki apakah cairan berbahaya itu penyebab kematian korban,” terang Agus Sobarnapraja.
Bupati Bangkalan Janji Bantu Keluarga Korban Pemerkosaan
Sementara itu Bupati Bangkalan, Abdul Latif Amin Imron, yang menyempatkan takziah bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kerumah keluarga korban kemarin merasa terenyuh dan terharu melihat kondisi ekonomi keluarga korban. Terlebih lagi melihat anak korban yang masih berumur 3 tahun tentu saja tengah butuh-butuhnya kasih sayang orang tuanya.
“Insyaallah kami akan memfasilitasi kebutuhan pendidikan anak korban, serta nantinya ketika ada program bedah rumah tidak layak huni, diprioritaskan untuk rumah keluarga korban yang kondisinya memang sangat memprihatinkan,” papar Ra Latif sapaan akrabnya kepada awak media.
Orang nomor satu di Pemkab Bangkalan itu menegaskan, kasus tersebut semoga tidak terbilang lagi karena kejadian itu merusak moral dan masa depan korban.
“Mari kita jaga anak-anak dengan bekal pendidikan agama yang kuat sehingga tidak terjerumus dalam perbuatan asusila yang merugikan orang lain,” tutupnya. (jamal/her)