PETAJATIM.co, Sampang – Bank Jatim Syariah Cabang Kabupaten Sampang menggelar acara Softlaunching Kartu ATM dan Sosialisasi Mekanisme Pelayanan Pengajuan Dana Hibah Anggota Program One Pesantren One Product (OPOP) Provinsi Jawa Timur.
Acara Softlaunching dan Sosialisasi program OPOP Jawa timur dilaksanakan di restoran hotel Camplong, Jumat (02/10/2020).
Hadir dalam acara tersebut Pimpinan Divisi Bisnis Bank Jatim Syariah Misbakhul Iman, Kepala seksi Pembiayaan dan Jasa Keuangan Bidang Pembiayaan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim Sutarto, Sekretaris OPOP Jawa Timur Mohammad Ghofirin dan Ketua Koperasi Pesantren (Kopontren) se-Madura.
Acara diawali dengan penyerahan kartu ATM OPOP oleh Pimpinan Divisi Bisnis Bank Jatim Syariah Misbakhul Iman kepada sejumlah Ketua kopontren di Madura antara lain, kopontren Al – Amin dan Al – Asy’ariyah.
Setelah penyerahan kartu ATM, acara dilanjutkan dengan sosialisasi mekanisme pengajuan dana hibah oleh Sekertaris OPOP Jawa timur Mohammad Ghofirin.
Mohammad Ghofirin menjelaskan, OPOP merupakan program yang lahir dari gagasan Gubernur Jawa timur Khofifah Indar Parawansa. Program OPOP masuk dalam Nawa Bhakti Satya Gubernur di pilar ke tujuh yaitu Jatim berdaya.
Program OPOP bertujuan meningkatkan pemberdayaan ekonomi pesantren mulai dari santri, alumni dan wali santri atau orang tua.
“Melalui program OPOP. Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa ingin memberikan sumbangansih nyata terhadap kemajuan pesantren di Jawa timur,” katanya.
Ia mengatakan, pondok pesantren di Jawa timur yang tercatat oleh Kementerian agama (Kemenag) berjumlah 4600. Saat ini, ada 350 kopontren yang menjadi anggota OPOP. Di 2023 mendatang jumlah anggota ditargetkan mencapai seribu.
Melalui program OPOP ini pihaknya ingin memberikan akses bagi pelaku UMKM berbasis pesantren yang ingin berkembang dan naik kelas. Upaya yang dilakukan ialah meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, memberikan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) serta memberikan bantuan hibah Rp 50 juta sebagai modal pengembangan produk.
“Kami bersama Bank Jatim Syariah berikhtiar untuk sektor ekonomi pesantren dengan mendorong pengelolaan UMKM atau koperasi pondok,” ucapnya.
Dikatakan, pembinaan dan pendampingan kopontren memerhatikan lima aspek. Diantaranya kelembagaan koperasi yang legal dan berbadan hukum, SDM terampil dan profesional dan memiliki produk unggul dan juga berkualitas.
“Kami akan membuka semua akses pemasaran mulai dari kegiatan pameran, misi dagang dan galery termasuk sistem pemasaran online juga akan diterapkan,” ujarnya.
“Kalau produknya sudah unggul dan berkualitas. Insya Allah akses pemasaran akan terbuka dan menjadi penghasilan tersendiri bagi Kopontren,” ucapnya.
Menurut Gus Irin (Sapaan akrab Mohammad Ghofirin), pesantren memiliki potensi pangsa pasar atau Marketplace yang kuat. Sebab di dalamnya ada santri, alumi dan wali santri. Potensi tersebut sangat bagus untuk dikembangkan dan jangan sampai disia-siakan.
“Kami memiliki tim yang bersinergi dengan sejumlah dinas terkait antara lain, Diskop UMKM Jawa timur, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Budaya Periwisata dan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi, ujarnya.
“Semua pihak bersinergi dan bersatupadu untuk mewujudkan program OPPO Jawa timur. Tentunya program ini tidak akan sukses dan berkembang baik tanpa dukungan dari pemerintah kabupaten/kota,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Divisi Bisnis Bank Jatim Syariah Misbakhul Iman mengatakan, Pihaknya sudah menyiapkan pembiayaan modal untuk kopontren baik modal umum maupun permodalan untuk anggota. Pelayanan transaksi dilakukan di Bank Jatim Syariah Kantor Cabang Pembantu Sampang.
Bank Jatim Syariah Cabang Sampang berkomitmen untuk mendukung pemprov Jatim dalam menyukseskan OPOP seribu pesantren.
“Untuk pembiayaan permodalan kita sudah siapkan dan juga sudah berjalan,” pungkasnya. (*)
Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru