INFORMATIKATEKNOLOGI

Bantul Kenalkan Aplikasi Petani “Go Online”

156
×

Bantul Kenalkan Aplikasi Petani “Go Online”

Sebarkan artikel ini

Para penyuluh petani di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenalkan dan diajak meman­faatkan aplikasi digital petani go online oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ini diberikan untuk memper­luas akses pasar dan menaik­kan pendapatan petani.

“Ini kegiatan kami bersama dengan Kepala Dinas Perta­nian. Ini program ekonomi kerakyatan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk menggerakkan Indonesia dari sektor pertanian,” kata Direk­tur Pemberdayaan Industri In­formatika Kementerian Kom­info, Septriana Tangkary, pada acara sosialisasi petani go on­line dan Agromap, di Bantul, Selasa (7/8).

Pelatihan pemanfaatan ap­likasi petani go online tersebut dihadiri para penyuluh perta­nian se-Bantul yang tersebar di 17 kecamatan agar mem­berikan pemahaman dan pen­dampingan kepada petani di daerah masing-masing untuk menggunakan aplikasi digital itu.

Septriana berharap de­ngan pelatihan petani go on­line ini memutus mata rantai, khususnya tengkulak. Dengan ini diberikan aplikasi dan pendampingan kepada selu­ruh petani untuk mengguna­kan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara baik dan benar.

Menurut Septriana, salah satu tujuan utama dari aplikasi petani go online ini untuk me­motong mata rantai tengkulak. Aplikasi yang dapat diunduh secara gratis dan mendaftar dengan menyantumkan nomor kartu tani tersebut dapat men­ghubungkan langsung antara petani dan pembeli.

“Dengan menggunakan aplikasi ini, petani dapat me­nikmati keuntungan penjualan yang lebih besar. Otomatis, hal ini juga akan menggerak­kan ekonomi petani sehingga dapat mendongkrak angka produk domestik bruto,” kata Septriana.

Mempermudah Petani

Septriana mengatakan untuk agromap, aplikasi ini dihadirkan sebagai sarana mempermudah petani dalam memetakan po­tensi lahan yang ada, kemudian perkiraan bibit dan pupuk yang dibutuhkan serta pemetaan waktu untuk penanaman hingga masa panen.

Selain itu, kata Septriana, ap­likasi ini juga dapat memberikan masukan kepada petani terkait tanaman yang dapat ditanam pada masa-masa tertentu, seh­ingga dapat dipastikan bahwa tanaman yang dikembangkan adalah tanaman yang sesuai de­ngan kebutuhan pasar.

“Untuk memudahkan da­lam penerapan dari aplikasi ini, kami melibatkan penyuluh petani dan kelompok tani. To­tal ada sekitar 40 ribu petani di Bantul yang akan mendapat pendampingan dari para pe­nyuluh,” kata Septriana.

Menurut dia, daerah lain yang mendapat sosialisasi aplikasi digital ini yaitu Pur­worejo, Jawa Tengah, sekali­gus menjadi salah satu daerah proyek percontohan atas pro­gram ini. Dalam waktu dekat program ini akan digulirkan di sebanyak 21 titik di Jawa Te­ngah.