Para penyuluh petani di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenalkan dan diajak memanfaatkan aplikasi digital petani go online oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Ini diberikan untuk memperluas akses pasar dan menaikkan pendapatan petani.
“Ini kegiatan kami bersama dengan Kepala Dinas Pertanian. Ini program ekonomi kerakyatan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk menggerakkan Indonesia dari sektor pertanian,” kata Direktur Pemberdayaan Industri Informatika Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary, pada acara sosialisasi petani go online dan Agromap, di Bantul, Selasa (7/8).
Pelatihan pemanfaatan aplikasi petani go online tersebut dihadiri para penyuluh pertanian se-Bantul yang tersebar di 17 kecamatan agar memberikan pemahaman dan pendampingan kepada petani di daerah masing-masing untuk menggunakan aplikasi digital itu.
Septriana berharap dengan pelatihan petani go online ini memutus mata rantai, khususnya tengkulak. Dengan ini diberikan aplikasi dan pendampingan kepada seluruh petani untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara baik dan benar.
Menurut Septriana, salah satu tujuan utama dari aplikasi petani go online ini untuk memotong mata rantai tengkulak. Aplikasi yang dapat diunduh secara gratis dan mendaftar dengan menyantumkan nomor kartu tani tersebut dapat menghubungkan langsung antara petani dan pembeli.
“Dengan menggunakan aplikasi ini, petani dapat menikmati keuntungan penjualan yang lebih besar. Otomatis, hal ini juga akan menggerakkan ekonomi petani sehingga dapat mendongkrak angka produk domestik bruto,” kata Septriana.
Mempermudah Petani
Septriana mengatakan untuk agromap, aplikasi ini dihadirkan sebagai sarana mempermudah petani dalam memetakan potensi lahan yang ada, kemudian perkiraan bibit dan pupuk yang dibutuhkan serta pemetaan waktu untuk penanaman hingga masa panen.
Selain itu, kata Septriana, aplikasi ini juga dapat memberikan masukan kepada petani terkait tanaman yang dapat ditanam pada masa-masa tertentu, sehingga dapat dipastikan bahwa tanaman yang dikembangkan adalah tanaman yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Untuk memudahkan dalam penerapan dari aplikasi ini, kami melibatkan penyuluh petani dan kelompok tani. Total ada sekitar 40 ribu petani di Bantul yang akan mendapat pendampingan dari para penyuluh,” kata Septriana.
Menurut dia, daerah lain yang mendapat sosialisasi aplikasi digital ini yaitu Purworejo, Jawa Tengah, sekaligus menjadi salah satu daerah proyek percontohan atas program ini. Dalam waktu dekat program ini akan digulirkan di sebanyak 21 titik di Jawa Tengah.