PERISTIWA

Banjir Kembali Landa Kota Sampang, Enam Mesin Pompa Belum Menjadi Solusi

209
×

Banjir Kembali Landa Kota Sampang, Enam Mesin Pompa Belum Menjadi Solusi

Sebarkan artikel ini
Warga berada di sekitar mesin pompa banjir di jalan Bahagia, Kelurahan Rong tengah Kecamatan Sampang.

PETAJATIM.co, Sampang – Pemerintah kabupaten Sampang diminta lebih serius menangani bencana banjir. Salah satunya, membenahi infrastruktur penanggulangan bencana dari hulu hingga hilir. Selama ini pembangunan infrastruktur untuk menanggulangi banjir hanya terpusat di perkotaan.

Ironisnya, keberadaan enam unit mesin pompa banjir pun sampai saat ini belum bisa menjadi solusi untuk penanggulangan bencana tahunan tersebut. Ketika terjadi hujan lebat air kali Kamoning meluap dan menggenangi permukiman warga.

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang Mohammad Farfar mengatakan, fasilitas saluran air di wilayah hilir tidak memadai. Karena itu, air kiriman dari utara langsung masuk ke kota. “Banjir tidak lepas dari infrastruktur yang tidak memadai terutama di wilayah utara,” katanya, Kamis (10/12/2020).

Menurut dia, antisipasi banjir di wilayah utara kurang maksimal. Salah satunya, penampungan dan pembuangan air masih minim. Akibatnya, air dari utara langsung mengalir ke perkotaan. Sementara wilayah perkotaan 0,8 meter di bawah permukaan air laut.

Politikus Partai Hanura itu meminta Pemkab segara membuat rencana lebih bagus. Salah satunya, membangun saluran pembuangan dan penampungan air berkapasitas besar di wilayah utara. Sebab, jika pembangunan infrastruktur hanya dilakukan di wilayah kota, hasilnya tidak akan maksimal.

“Jika air sungai Robatal, Karang Penang dan Omben bisa ditampung dalam waduk besar, kemungkinan air yang masuk ke kali Kamoning tidak banyak dan tidak sampai menyebabkan banjir,” ujarnya.

Jika pemkab membangun instalasi penampungan air atau pompa di utara, banjir dapat diatasi. Selain itu, air yang ditampung bisa dialirkan ke persawahan.

Menurut dia, tidak maksimal enam mesin pompa bajir karena berukuran kecil. Saat hujan deras, debit air kali Kamoning rata-rata bisa mencapai 570 meter kubik per detik. Sementara mesin pompa hanya mampu menampung air sekitar 50 meter kubik per detik.

“Artinya enam mesin pompa banjir itu hanya bisa menampung air sekitar 300 meter kubik per detik,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Dearah (BPBD) Sampang Anang Djoenaidi mengatakan, banjir kali ini disebabkan karena intensitas curah hujan di Kota Bahari beberapa hari terakhir ini cukup tinggi dan menyebabkan air kali Kamoning meluap.

“Mesin pompa penyedot dinyalakan ketika debit air di Kali Kamoning tinggi. Mesin pompa hanya dinyalakan selama 30 menit, habis itu air yang disedot dikeluarkan lagi,” pungkasnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan. Banjir kali ini merendam 6 desa dan 5 kelurahan di Sampang, meliputi Desa Kamuning, Pangilen, Banyumas, Tanggumong, Pasean, dan Panggung.

Sejumlah lokasi di kecamatan Kota yang terendam banjir. Antara lain Kelurahan Rongtengah meliputi jalan Pemuda Satriya, Pemuda Bahari dan jalan Pemuda Baru.

Kelurahan Dalpenang genangan terjadi di jalan Melati dan jalan Mawar. Kemudian Kelurahan Gunungsekar genangan terlihat di
jalan Delima dan jalan Garuda. Ketinggian air di lokasi tersebut rata-rata 5 – 40 sentimeter.

Sejumlah jalan protokol juga tidak lepas dari banjir dan menjadi kolam dadakan. Seperti jalan Rajawali, Trunojoyo, Teuku Umar dan Syamsul Arifin.

Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru