KINERJA

BBPJN Alokasikan Rp 31 M Untuk Preservasi Jalan dan Jembatan Nasional Madura

251
×

BBPJN Alokasikan Rp 31 M Untuk Preservasi Jalan dan Jembatan Nasional Madura

Sebarkan artikel ini
Pengendara melintas di jalan nasional Kota Sampang yang rusak dan bergelombang.

PETAJATIM.co, Sampang – Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Jawa Timur mendapatkan jatah Rp 31 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk preservasi jalan dan jembatan diruas Jalan nasional Kota Sampang – Pamekasan dan Sumenep.

Proyek itu sampai saat ini belum dikerjakan. Sebab, proses tendernya belum selesai. Dilansir dari web resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR, tahapan lelang sudah masuk pada pengumuman pascakualifikasi. Sementara kode tender 78204064.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) jalan nasional Kota Sampang – Pamekasan – Sumenep, Maulid membenarkan, tahun ini ada paket pekerjaan preservasi atau pemeliharaan jalan dan jembatan diruas jalan nasional Kota Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

“Itu program pemeliharaan rutin, sama dengan tahun kemarin, pekerjaannya berupa penambalan lubang jalan, pemeliharaan saluran dan juga jembatan,” kata Maulid saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (23/1/2022).

Dikatakan, jalan nasional di wilayah Madura sepanjang 322 kilometer. BBPJN menginginkan kondisi jalan nasional baik secara keseluruhan. Karena itu, setiap tahun dilaksanakan preservasi atau pemeliharaan tujuannya untuk menjaga kemantapan jalan.

“Pekerjaan pemeliharaan jalan dan jembatan tahun ini, paling banyak akan dilakukan di Pamekasan dan Sumenep, untuk Sampang hanya satu jembatan yang akan diperlebar, yaitu jembatan dekat pom bensin Desa Taddan Camplong,” terang Maulid.

Menurutnya, pemicu jalan nasional di Madura cepat rusak karena usianya yang di atas sepuluh tahun. Karena itu, sudah waktunya dilakukan peningkatan jalan. “Setiap tahun aspal akan hilang lantaran menguap. Hujan turun aspalnya sudah tidak ada perekatnya. Kalau seperti itu, muncullah lubang jalan, jelas dia.

Pemicu lainnya yakni banyak kendaraan mengangkut barang melebihi muatan. “Bukan yang nambal yang tidak benar. Baru ditambal rusak karena banyak kendaraan melebihi muatan,” pungkasnya.

Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru