PERISTIWA

Cegah Meluasnya Penyebaran COVID-19, Ulama BASSRA Serukan Madura Di Lockdown

39
×

Cegah Meluasnya Penyebaran COVID-19, Ulama BASSRA Serukan Madura Di Lockdown

Sebarkan artikel ini
Wasekjen BASSRA, KH Dja'far Shodiq (kiri) .

petajatim.co, Sampang – Ulama Madura yang tergabung dalam Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) menyampaikan seruan kepada para Bupati se Madura, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk mempertimbangkan supaya Pulau Madura di Lockdown sementara waktu, agar penyebaran COVID -19 tidak semakin meluas ke pulau garam.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) BASSRA, KH Dja’far Shodiq, menyatakan pertimbangan para ulama agar menutup akses masuk jembatan Suramadu dan akses masuk dari pelabuhan Kamal, serta akses lainnya. Ulama berpedoman pada kaidah Ushul Figh yaitu menolak mafsadah (kerusakan) lebih didahulukan daripada mengambil keuntungan.

“Jadi keputusan para Ulama BASSRA meminta Madura di lockdown melalui berbagai pertimbangan yang sangat matang terkait azas manfaat dan mudhoratnya yang jauh lebih besar. Karena bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran COVID 19 yang sangat masif dan cepat,” ujar mantan anggota DPR RI dari Partai Nasdem itu, Jum’at (27/3/2020).

Dikatakannya, BASSRA juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan melakukan pola hidup sehat dan menjaga jarak atau social distancing selama berinteraksi sosial. Terutama daerah zona merah supaya menghindari kerumunan massa atau tempat-tempat keramaian.

Sejauh ini surat seruan lockdown Madura yang dikirim Kamis (26/3/2020) ditanda tangani Koordinator Pusat (Korpus) KH Rofii Baidlawi dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Drs KH M Nuruddin A Rahman SH, rupanya masih belum mendapat respon dari para Bupati dan Forkopimda se Madura.

“Seruan yang dituangkan dalam surat itu sebagai bentuk ikhtiar kemanusian dari para Ulama Madura, dengan melihat kondisi saat ini secara global cukup mengkhawatirkan. Karena sudah mengancam perekonomian nasional, kemanusiaan dan bahkan sudah mulai bersentuhan langsung dengan masalah keagamaan,” tukasnya.

Sementara itu update terbaru jumlah pasien positif COVID 19 di Indonesia mengalami kenaikan yang sangat meresahkan dengan munculnya kasus baru sebanyak 153 kasus, sehingga total mencapai 1.046 kasus. Sedangkan korban meninggal juga ada penambahan 9 orang jadi saat ini sebanyak 87 orang meninggal dan pasien sembuh 46 orang.

Berdasarkan pantauan petajatim.co dilapangan, sejumlah bus penumpang kebanyakan dari Jakarta mulai berdatangan ke Sampang Sabtu (28/3/2020) dini hari.

Rombongan perantau dari Ibukota itu harus berhenti terlebih dahulu di Posko Percepatan Penanganan COVID -19 di Jalan Wijaya Kusuma Sampang.

Para perantau yang kian bertambah itu membuat petugas posko kewalahan untuk memeriksa suhu tubuh dan menyemprotkan disinfektan karena kekurangan petugas dilapangan. (her)