DAERAHPOLITIK

Jelang Pilkada 2024, Mayoritas Warga Sampang Inginkan Bupati Baru

222
×

Jelang Pilkada 2024, Mayoritas Warga Sampang Inginkan Bupati Baru

Sebarkan artikel ini
Relawan pendukung Kiai Mamak-Haji Ab melakukan deklarasi bersama di Desa Jungkarang, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.

PETAJATIM.CO || Sampang – Jelang pelaksanaan Pilkada 2024, semangat dukungan untuk KH Muhammad Bin Muafi (Kiai Mamak) dan Abdullah Hidayat sebagai pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Sampang periode 2024-2029 semakin menggebu-gebu.

 

Kiai Mamak-Haji Ab secara langsung menerima deklarasi dukungan dari puluhan tokoh masyarakat di Desa Jungkarang, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Minggu (18/8/2024) malam.

 

Deklarasi dukungan pada Kiai Mamak-Haji Ab dibacakan oleh Suradi tokoh masyarakat Desa Jungkarang, Jrengik.

 

Suradi mengatakan bahwa mayoritas warga desa Jungkarang menginginkan bupati baru. Mereka menilai pasangan calon Kiai Mamak-Haji Ab merupakan sosok pemimpin yang paling potensial untuk mewujudkan harapan dan aspirasi masyarakat Sampang.

 

“Setelah memperhatikan proses demokrasi di Sampang yang sedang tidak baik-baik saja dan besarnya dorongan dari sesepuh desa, kami sepakat dan berkeyakinan penuh untuk memberikan dukungan kepada pasangan Kiai Mamak-Haji Ab menjadi bupati dan wakil bupati Sampang untuk periode 2024-2029,” katanya.

 

Menurut Suradi, Kiai Mamak-Haji Ab adalah pemimpin yang tepat untuk membawa Sampang lebih maju dan sejahtera. Sudah saatnya Sampang dipimpin oleh kepala daerah yang memahami aspirasi masyarakat dan peduli terhadap lembaga pendidikan pondok pesantren.

 

“Sosok Kiai Mamak-Haji Ab adalah figur yang pantas dan layak memimpin Sampang lima tahun kedepan. Dedikasi dan pengalaman mereka di pemerintahan sudah tidak diragukan lagi. Kiai Mamak merupakan anggota DPRD Provinsi 2 periode sementara Haji Ab adalah mantan Kepala desa dan juga mantan wakil bupati,” ujarnya.

 

Suradi juga menegaskan bahwa deklarasi dukungan ini merupakan aspirasi murni dari masyarakat. Bukan intervensi partai politik (parpol) atau dorongan dari pihak manapun.

 

“Gerakan ini murni dari hati bukan karena ada amplopnya,” pungkas Suradi.