petajatim.co, Sampang – Sungguh memilukan nasib kedua wanita tua itu, di penghujung usia senjanya tak pernah menikmati kehidupan yang layak. Mereka berdua bernama Sukiya dan Ardiyah, tinggal di Dusun Tejate, Desa Morbatoh, Kecamatan Banyuates.
Keduanya tinggal disebuah gubuk reot yang hampir roboh, bahkan rumah itu sungguh tidak manusiawi untuk ditinggali. Dinding gubuk yang terbuat dari gedek sebagian sudah jebol, sehingga jika hujan maka air pun dengan leluasa masuk kedalam rumah tak layak huni tersebut.
Tinggal dikaki bukit, hidup sebatang kara karena suami dan anaknya telah pergi mendahului mereka. Sehingga untuk makan sehari-hari terpaksa mengharap belas kasihan tetangga sekitarnya.
Saat ditemui petajatim.co, Sukiya sedang berada di rumah Ardiyah, mereka tengah merebus singkong untuk dimakan, tidak ada lauk apalagi sayur. Meski makan seadanya tapi mereka tetap mensyukuri nikmat yang ada.
“Tore pak ade’er tenggeng, panika la bedena, cek mellase pak odik kaule, tolong bentonah. Yang jika diartikan ke bahasa Indonesia (silakan pak makan singkong, ini makanan seadanya, hidup saya melas tolong bantuannya pak),” tutur Ardiya dengan mata berkaca-kaca.
Sebagaimana penuturan warga sekitar, Atun (36) menuturkan, bahwa Sukiya dan Ardiyah sudah puluhan tahun hidup dibawah garis kemiskinan. Sedihnya selama ini mereka tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Setiap hari mereka menggantungkan hidup dari pemberian orang lain, Seperti bantuan baras dan semacamnya,” tutur Atun.
Sebenarnya pihaknya sudah melaporkan kondisi tersebut kepada aparat desa dan kecamatan setempat. Harapannya agar bisa ada perhatian dari pemerintah, sayangnya sampai sekarang belum ada tindak lanjut.
“Kami harap pemerintah dan tidak menutup mata dan bisa memberikan perhatian, agar kehidupan mereka bisa lebih layak,” pintanya.
Ironisnya, berbagai program pemberdayaan untuk pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk masyarakat miskin dan tidak mampu. Tapi kenyataannya masih banyak rakyat miskin yng belum tersentuh oleh program tersebut.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Morbatoh, Muhammad Sabrun, mengakui bahwa selama ini Sukiya dan Ardiyah tidak pernah mendapat Bansos dari pemerintah. Hal itu disebabkan karena warganya tersebut tidak mempunyai dokumen Administrasi Kependudukan (Adminduk), seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Kamu akan usahakan tahun ini meraka mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari program Dana Desa (DD),” janjinya. (nal/her)