petajatim.co, Sampang – Muktasim, 21, adalah satu dari sekian banyak warga Sampang yang dipulangkan dari Wamena, Papua akibat kerusuhan yang terjadi. Kini warga asal desa Panggung Kecamatan Kota itu mengisi hari-harinya dengan merawat ibunya yang sakit.
Di mata keluarga Muktasim dikenal sebagai sosok pekerja keras. Semua pekerjaan dilakoni. Mulai dari kuli bangunan, bertani, hingga menjadi penjual pentol keliling.
Itu semua dilakukan demi untuk bisa menafkahi keluarga.
Di usia yang terbilang muda. Muktasim harus menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya sudah lama meninggal. Sementara ibunya tidak bisa bekerja karena lumpuh.
Kepda petajatim.co. Pemuda tamatan Madrasah Aliyah (MA) itu mengaku senang bisa pulang ke kampung halaman dengan selamat. Tapi di sisi lain, dia bingung mau bekerja apa setelah ada di Sampang.
Saat di Wamena Muktasim mencari nafkah dengan menjadi tukang ojek. Setiap hari penghasilanya bisa mencapai Rp 350 ribu.
“Kalau lagi ramai penumpang bisa lebih dari itu. Sebagian uang digunakan untuk kebutuhan hidup. Sisanya disimpan dan dikirimkan ke Madura,” tuturnya. Sabtu (05/10/19).
Menurut dia, bekerja di Wamena bukan pilihan terbaik. Pihak keluarga juga kurang setuju. Tapi, hal itu terpaksa dilakukan karena lapangan kerja di Sampang minim.
“Saya bekerja di Wamena tidak lain untuk membiayai kebutuhan keluarga. Adik saya juga masih sekolah, jadi perlu biaya,” katanya.
Dirinya berharap agar pemerintah kabupaten Sampang bisa membantu menyediakan lapangan pekerjaan. Sebab, untuk kembali ke Wamena itu dirasa tidak mungkin.
“Saya masih trauma dengan kejadian di Wamena. Kami harap pemkab Sampang bisa membantu mencarikan lapangan kerja,” katanya.
Kasi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskumnaker) Sampang Agus Sumarso mengatakan, para perantau yang dipulangkan dari Wamena, Papua itu ditangani Dinas Sosial (Dinsos) Sampang.
Hingga saat ini, lembaganya masih menunggu koordinasi dari dinsos terkait dengan upaya yang akan dilakukan dalam membantu warga mencari pekerjaan.
“Kami masih belum melakukan hearing dengan dinsos. Data jumlah warga yang pulang juga belum kami terima,” terangnya.
Dikatakan, selama ini pihaknya tidak mempunyai data terkait dengan jumlahwarga yang berkerja di Papua. Sebab, tidak pernah ada warga yang melapor saat akan bekerja ke daerah tersebut.
Meski demikian, pihaknya akan berupaya membantu warga tersebut dalam mencari lowongan pekerjaan. “Kami akan arahkan ke program pelatihan keterampilan kerja di BLK, dan Disnakertrans Provinsi Jatim. Juga ke program transmigrasi yang dijalankan pemerintah pusat,” ujarnya.
Untuk diketahui, hingga saat ini warga Sampang yang dipulangkan dari Wamena berjumlah 101 orang. Perinciannya, pemulangan Minggu (29/09/19) 34 orang, Rabu (02/19/19) 26, Kamis (03/10/19) 30, dan Jumat (04/10/19) ada 11 orang. (nal/her)