HUMANIORA

Muntaga Penulis “Senandika Pagi” Asal Omben Mampu Menyihir Pembacanya Sampai Manca Negara

1386
×

Muntaga Penulis “Senandika Pagi” Asal Omben Mampu Menyihir Pembacanya Sampai Manca Negara

Sebarkan artikel ini
KH Muntaga penulis buku Senandika Pagi

PETAJATIM,co, Sampang  – Berangkat dari kegemarannya membaca, sosok pria bernama KH Muntaga (28) asal Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, mampu menuangkan ide-ide pemikiran kreatifnya dalam sebuah buku berjudul Senandika Pagi.

Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, putra KH Haisy Ridwan, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Mustofa, Kecamatan Omben itu, namun kemampuan menulis Kiai muda mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Bahkan buku yang diterbitkan oleh penerbit asal Jogjakarta laris manis hingga di minat pembaca dari berbagai pelosok Indonesia serta manca negara.

Karya perdananya Senandika Pagi, mampu menyihir pembaca dari luar negeri, antara lain Mesir, Arab Saudi, Malaysia, Singapura, dan Hongkong.

Ia menuturkan, walaupun tidak pernah duduk di bangku formal, hanya di belajar di pesantren. Tetapi tidak membuat Lora muda ini menutup diri dari pergaulan dunia luar, ia banyak melahap berbagai buku karya penulis ternama untuk menambah wawasan dan cakrawala ilmu.

“Kalau dulu itu masih jaman-jamannya Facebook (Fb) sekitar tahun 2011, jadi saya setelah baca buku, saya tuangkan ide pikiran ke status Fb,” ujarnya Sabtu (4/9/2021).

Kemudian Ia menjelaskan, beberapa tahun kemudian, tepatnya 2019. Dirinya mulai aktif di media sosial Instagram dengan memposting narasi seputar agama yang diharapkan bisa dijadikan ketenangan bagi anak muda dan lebih memilih mendekatkan kepada Allah SWT.

Dari kegemarannya membikin qoutes motivasi ternyata mendapat respon positif, akhirnya ia berinisiatif untuk membuat sebuah buku dengan tujuan agar apa yang ditulis selama ini tidak mudah hilang dan berbuah manis akan kreativitasnya.

Awalnya saya mulai menulis sebuah buku sekitar 2019 silam. Selang 3 tahun berikutnya tepatnya Bulan Ramadhan 2021 karya tulis perdana saya mulai diluncurkan dengan judul Senandika Pagi,” ucapnya dengan penuh semangat.

Diluar dugaan buku karyanya tersebut telah dicetak sebanyak 2.000 eksemplar dan lari manis terjual mencapai 1.500 eksemplar.

“Saya merasa senang campur heran, karena tidak menyangka buku tersebut wilayah penjualannya cukup luas, mulai dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, Jambi, Aceh, Lombok, dan beberapa buku juga terjual di Papua,” ungkapnya senang.

Sempat dirinya tidak percaya atas capaian penjualan buku tersebut,  karena karyanya juga di minati oleh para mahasiswa manca negara.

“Untuk penjualannya diluar negeri lebih banyak di Mesir sama Arab Saudi dan rata-rata peminatnya mahasiswa. Kemudian juga terjual di Malaysia, Singapura dan Hongkong,” paparnya.

Pembaca buku Senandika Pagi di Arab Saudi

Sebenarnya isi buku yang ditulisnya tersebut hampir senada dengan isi instagram miliknya, yaitu membangun narasi bagaimana menjadi manusia yang sangat manusia tapi juga diridhai Allah SWT.

“Dalam arti kita tidak harus menjadi orang yang bersurban saja atau tiap waktu harus ke masjid, menjadi manusia diridhai Allah itu bisa sesuai profesi masing masing,” jelasnya.

Karya perdana ‘Senandika Pagi’ ingin meluruskan sudut pandang yang salah di sebagian orang dan buku itu mencakup sosial parenting kekeluargaan, hubungan antar sahabat termasuk cinta bagi kawula muda.

“Jadi sasaran buku ini di semua usia karena pembahasannya juga tentang punya anak, hubungan antara orangtua dan anak, semua aspek kehidupan,” katanya.

Kiai Muntaga juga menyampaikan, buku pertama kali di launching dan diapresiasi sekaligus dibedah oleh Gus Azmi dan Veve Zulfikar, serta beberapa penulis di Jawa Tengah.

“Pada saat itu acaranya virtual karena pandemi Covid-19 dan bulan depan rencananya kembali di bedah melalui via Zoom dengan Najelaa Shihab, kakaknya Najwa Shihab,” tuturnya.

“Sebagai putra daerah, saya ingin berbuat dan ingin mengangkat harkat martabat Kabupaten Sampang sesuai kemampuan yang saya miliki,” tutupnya.

Penulis.          : Tricahyo
Editor.           :  Heru
.