HUMANIORA

Nasib Nenek Buwat, Apakah Pembiaran Pemkab Sampang, Fakir Miskin Dipelihara Negara

121
×

Nasib Nenek Buwat, Apakah Pembiaran Pemkab Sampang, Fakir Miskin Dipelihara Negara

Sebarkan artikel ini
Potret kemiskinan di Sampang yang menjadi tugas berat Pemkab menekan angkanya yang masih tinggi.

PETAJATIM.co, Sampang – Bagaimana dengan nasib Lansia usia lanjut seperti Nenek Buwat  warga Dusun Komis, Desa Komis, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang yang hidup sebatangkara dengan segala keterbatasan yang tinggal dirumah tidak layak huni tersebut.

Apakah termasuk pembiaran oleh pemerintah jika masih ada masyarakat miskin yang hidup seperti nenek Buwat, dimana kehadiran pemerintah sebagaimana amanat Undang Undang Dasar 1945 , pasal 34 ,ayat (1) yang berbunyi : Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara.

Mengacu pada bunyi pasal UUD 1945 tersebut, seharusnya tidak ada lagi rakyat di atas bumi pertiwi ini yang masih dalam taraf kehidupan tidak layak, atau berada di garis kemiskinan. Dan, kalaupun masih ada, maka menjadi kewajiban negara melalui pemerintah untuk memelihara dan membuatnya menjadi sejahtera.

Nenek Buwat  yang berprofesi sebagai pemulung tersebut hidup sebatang kara tanpa didampingi seorang suami setelah kesetiaan cintanya putus karena panggilan tuhan tanpael dikaruniai seorang  anak.

Saat ditanya oleh awak media Nenek Buwat mengatakan , untuk bertahan hidup demi sesuap nasi setiap hari mencari dan mengumpulkan sampah plastik untuk makan sehari hari.

“Saya setiap hari mencari dan mengumpulan sampah plastik kemudian menjual untuk kebutuhan sehari hari,” ucapnya, terlihat pipi sudah mengeriput.

Mencari sampah plastik menurutnya adalah salah satu cara demi mempertahankan hidup semenjak ditinggal suami tercintanya.

“Sudah puluhan tahun saya ditinggal suami dan semenjak itulah saya mencari sampah plastik, walaupun hasilnya tak seberapa yang penting halal dan berkah,” tuturnya.

Tak hanya itu, Buwat mengharap bantuan dari Pemerintah Kabupaten Sampang untuk dibantu dibangun rumah layak huni.

“Seperti ini keadaan rumah yang saya tempati setiap hari, tak ada penerang lampu bahkan atap rumah pun bocor,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Desa Komis Kecamatan Kedungdung Ach Slamet saat dikonfirmasi membenarkan jika keadaan Buwat sangat memprihatikan apalagi rumah yang ditempati penuh dengan sampah.

“Benar mas, keadaannya sangat memperhatikan, seorang janda tua hidup sebatang kara dan demi mempertahankan hidupnya penuh dengan perjuangan,” ujarnya.

Nenek Buwat menurutnya merupakan salah satu masyarakat yang terdata penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD).

“Semenjak duduk jadi kades saya mengetahui keberadaan beliau namun sebelum ada BLT DD setiap bulan saya rutin membantu beliau dari sembako maupun uang tunai untuk meringankan beban hidupnya,” katanya.

Terkait persoalan rumah yang tak layak huni pihaknya mengaku telah dua kali mengajukan kepada Pemerintah untuk mendapatkan bantuan bedah rumah.

“Dua kali sudah saya ajukan pertama memohon kepada Koramil dan tahun kemarin langsung ke Dinas yang menangani, tapi sampai saat ini belum ada titik temu,” pungkasnya.

Penulis : Tricahyo
Editor : Heru