KINERJA

Pengerjaan Lambat, Disperdagprin Ultimatum Kontraktor Proyek Pasar Sentol Kedungdung

45
×

Pengerjaan Lambat, Disperdagprin Ultimatum Kontraktor Proyek Pasar Sentol Kedungdung

Sebarkan artikel ini
Proyek revitalisasi pasar Sentol Kedungdung mendapat teguran keras dari Disperdagprin Sampang karena pengerjaannya lamban

petajatim.co, Sampang – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang mengancam tidak mencairkan dana, jika pihak rekanan yang mengerjakan proyek revitalisasi Pasar Sentol, Kecamatan Kedungdung tak tepat waktu. Mengingat sampai saat ini proyek dengan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar yang bersumber dari APBN 2019 itu progres pembangunan masih mencapai 25 persen.

Kabid Pengelolaan Pasar Disperdagprin Sampang, Sapta Nuris Ramlan menyampaikan, proyek revitalisasi pasar sentol dimulai dikerjakan sejak 19 Juli 2019 lalu. Berdasarkan laporan dari konsultan pengawas, minggu kemarin progres pengerjaan proyek tersebut ternyata baru mencapai 25 persen.

“Kita mengakui memang ada keterlambatan pengerjaan, tapi akan kami evaluasi terus, agar dapat dikerjakan selesai tempat waktu sesuai dengan yang ada disalam kontrak. Kalau ternyata molor maka dananya tidak akan dicairkan,” tegas Sapta. Kamis (31/10/19).

Dia menjelaskan, proyek revitalisasi pasar sentol, Kedungdung dikerjakan CV Makmur yang beralamat di Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Sampang. Kontak kerja dimulai pada 19 Juli sampai 19 Desember 2019.

Alasan keterlambatan pengerjaan proyek tersebut karena pada saat akan melakukan pembongkaran ada proyek pelebaran jalan. Sehingga, rekanan kesulitan untuk memasukkan alat berat dan bahan material ke lokasi.

Ia menegaskan, pihaknya telah berupaya agar proyek itu tidak motor dengan mengirimkan teguran tertulis kepada konsultan pengawas dan kontraktor. Mereka diminta untuk lebih maksimal bekerja serta harus ada target dan grafis progres pengerjaan, termasuk jumlah tukang ditambah dan kerja lebur. Tujuannya, agar proyek bisa rampung sesuai dengan jadwal yang ditentukan dalam kontrak.

“Minimal target dan progres pengerjaan itu ada, karena waktu terus berjalan. Jadi kami tidak mau proyek itu molor,” katanya.

Pihaknya mengaku aktif melakukan pengawasan terhadap proyek itu. Setiap minggu tim dari dinas dan konsultan pengawas datang kelokasi untuk melihat progres pengerjaan proyek.

“Tiap minggu kami ke lokasi untuk memantau agar pihak pelaksana bekerja secara profesional. Karena proyek tersebut harus sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB), dan selesai tepat waktu,” tukasnya.

Sementara itu, Sukirno rekanan yang menggarap proyek tersebut mengklaim bahwa, progres pengerjaan sudah cukup signifikan. Dikatakannya, pekerjaan yang sudah selesai diantaranya penimbunan lahan, pembangunan pondasi dan tiang..

Progres pengerjaan paling besar dalam proyek itu ialah di pemasangan baja. Saat ini bahan tersebut sudah ada di lokasi dan tinggal dipasang. Dengan begitu, menurut dia progres pengerjaan bisa disebut telah mencapai sekitar 60 persen.

“Untuk pemasangan tiang baja kami targetkan selesai dalam waktu 15 hari” janjinya.

Pihaknya menyampaikan, keterlambatan pengerjaan juga disebabkan karena lahan yang ada sempit. Di lokasi juga ada urugan tanah sedalam 1,7 meter. Sehingga, tidak ada tempat untuk bahan material

“Kami pasti akan menyelesaikan proyek itu sebelum masa kontrak pengerjaan habis. Untuk itu setiap hari pengerjaan dikebut meski sampai sekarang belum ada pencarian dana,” pungkasnya. (nal/her)