petajatim.co, Samping – Sepanjang jalan Raya Pangerangan kerap menjadi ajang balap liar oleh sekelompok anak muda, terutama menjelang buka puasa maupun memasuki sahur. Sehingga membuat warga setempat merasa resah dengan aksi ugal-ugalan sejumlah remaja tanggung tersebut.
Selain suara knalpotnya yang sangat nyaring hingga membuat bising telinga, tentu saja mengganggu kekhusukan warga yang melaksanakan ibadah puasa. Aksi kebut-kebutan dijalan tersebut juga dapat membahayakan keselamatan para pengemudi lain yang melintas di jalan itu.
Abdus (42) Warga Desa Pengarengan mengatakan, setiap bulan puasa terutama menjelang sahur jalan raya Pangarengan itu memang sering dijadikan arena balap liar oleh para remaja setempat. Sehingga sangat meresahkan warga karena mereka tidak memikirkan keselamatan orang lain yang lewat di jalan itu.
“Ajang balap liar tersebut tidak hanya dilakukan pada dini hari saat jelang sahur. Bahkan di sore hari menjelang buka puasa mereka nekat kebut-kebutan setengah jalan padahal situasi jalan raya lumayan ramai,” tutur Abdus, Selasa (28/4/2020).
Ia meminta supaya aparat Kepolisian segera bertindak tegas terhadap para pembalap liar tersebut. Sebab jika tetap dibiarkan, dia khawatir akan terjadi kecelakaan lalu lintas. Seperti kasus laka lantas dibulan puasa pada tahun kemarin telah memakan korban jiwa warga setempat.
“Korban kecelakaan yang meninggal tahun kemarin kebetulan saudara teman saya. Korban meninggal di tempat kejadian karena di tabrak salah seorang pembalap liar itu,” ujarnya.
Oleh karena itu ia memohon agar aparat Kepolisian melakukan patroli saat para remaja itu melakukan balapan liar di jalan raya. Terutama jelang buka puasa maupun diwaktu hendak sahur.
“Pasalnya selama ini tidak ada Polisi yang membubarkan balap liar tersebut. Sehingga mereka dengan leluasa melakukan kebut-kebutan di jalan tanpa memikirkan resiko keselamatan nyawa orang lain maupun dirinya sendiri,” katanya dengan nada tinggi.
Sementara itu Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Sampang, AKP Ayip Rizal saat ditanya mengklaim, jika dirinya sering melakukan patroli pada waktu menjelang sahur dan berbuka puasa di Jalan Raya Desa Pengarengan untuk meminimalisir adanya balap liar tersebut.
Namun, diakuinya saat petugas tiba di lokasi ternyata tidak menemukan para pembalap liar, kemungkinan karena mereka sudah mengetahui akan kedatangan aparat tersebut.
“Mereka pintar, jadi pada saat menggelar balapan, sebelumnya mereka membagi enam orang di sejumlah titik. Sehingga ketika kami datang mereka yang berjaga langsung menelepon temannya memberitahu bahwa petugas menuju lokasi,” ungkap Ayip Rizal.
Namun ia berjanji akan melakukan cara lain untuk mengebrek mereka, yakni berkoordinasi dengan Satreskrim. Sehingga para pembalap liar itu akan dibidik berikut sepeda motor yang digunakan untuk balapan.
“Kami akan mengamankan para pembalap liar itu dengan ketentuan tidak boleh keluar sampai mampu melengkapi surat-surat dan onderdil kendaraan yang dipakai saat balapan. Selain para pembalapnya yang ditindak tegas, penontonnya pun akan kita berikan sanksi tegas biar ada efek jera terhadap mereka,” tukasnya. (tricahyo/her)