PERISTIWA

Senedin Sempat Terpisah Dengan Keluarga Saat Kerusuhan Wamena

30
×

Senedin Sempat Terpisah Dengan Keluarga Saat Kerusuhan Wamena

Sebarkan artikel ini
Camat Torjun Lutfi Maliki, Kapolsek Torjun Iptu Heriyanto, Kepala Desa Patarongan Moh Subaidi ,serta Hairil Anwar Kasi Pemerintahan Kecamatan Torjun, saat menjemput pengungsi korban kerusuhan Wamena di Pendapa Bupati Sampang

petajatim.co, Sampang – Senedin salah satu dari 30 korban kerusuhan Wamena yang tiba di Sampang pada hari Kamis (3/10/2019). Menceritakan pada kerusuhan meletus sempat terpisah dengan Bella anaknya yang masih berusia 4 tahun dan Subaidah istrinya asal Desa Pangelen, Kecamatan Kota.

Senedin berasal dari Desa Patarongan, Kecamatan Torjun, menuturkan, massa benar-benar biadab dan tak berprikemanusian. Mereka tanpa belas kasihan membantai para perantau dan sebagian warga lokal, tidak pandang bulu tua, muda maupun anak anak. Rumah dan toko milik pendatang juga turut dibakar.

“Pada waktu kerusuhan semua orang panik dan ketakutan, bahkan saya sempat berpisah dengan anak dan istri, untuk menyelamatkan diri dari kebrutalan massa. Rumah dan harta benda yang saya kumpulkan dengan susah payahi semenjak 2014 silam, kini semua ludes terbakar, ” ucap Senedin yang bekerja sebagai tukang ojek itu dengan mata berkaca-kaca.

Dalam peristiwa tersebut yang masih terngiang di telinganya saat penduduk lokal sambil berteriak, menyuruh kepada massa lain agar menghabisi dan membakar orang-orang yang berambut lurus, sambil membawa Kampak, panah, maupun tombak dengan nyanyian perangnya.

“Dalam persembunyian saya kepikiran anak dan istri yang terpisah bekerja, namun untungnya setelah diselamatkan oleh aparat keamanan. Alhamdulillah saya akhirnya bisa bertemu dengan keluarga di tempat penampungan di Gereja, ” tuturnya.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Sampang karena telah berupaya menfasilitasi dan membantu para pengungsi hingga bisa tiba dengan selamat di kampung halaman.

Sementara itu Bupati Sampang H Slamet Junaedi di dampingi Forkopimda Sampang menyampaikan, pihaknya akan berupaya memulangkan korban kerusuhan yang masih ada di Wamena dan Timika, sambil berupaya berkoordinasi dengan pemerintah Wamena.
Disisi lain, kepedulian Bupati Sampang ternyata juga berpengaruh terhadap unsur pimpinan di bawahnya. Camat Torjun Lutfi Maliki, Kapolsek Torjun Iptu Heriyanto, Kepala Desa Patarongan Moh Subaidi ,serta Hairil Anwar Kasi Pemerintahan Kecamatan Torjun dengan kompak membantu para pengungsi tersebut.

“Bupati Sampang H Slamet Junaedi aja peduli kepada masyarakatnya hingga terpaksa menggagalkan kunjungan ke Jepang. Apalagi kita sebagai bawahannya sudah selayaknya mengikuti jejak beliau yang selalu mementingkan masyarakat,” ujar Lutfi Maliki.

Senada disampaikan oleh Kepala Desa Patarongan Moh Subaidi, dia merasa ikut prihatin melihat nasib warganya yang sekian lama merantau ke Wamena Papua sejak 2014 untuk mengadu nasib dalam rangka memperbaiki ekonomi keluaraganya. Tapi kini semua yang dia kumpulkan dengan susah payah hancur berantakan tiada tersisa.

“Sebagai Kepala Desa bersama Forkopimcam Torjun, kami sengaja menjemput Senedin beserta keluarga korban kerusuhan dI Wamena untuk diantar ke kampung halamannya,” tugas Subsidi. (tricahyo/her)