KINERJA

Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Keluarga Sarbini Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

462
×

Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Keluarga Sarbini Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Sarbini dan kondisi rumahnya yang sangat memprihatinkan.

PETAJATIM.co, Bangkalan – Kondisi rumah Sarbini (46) warga Dusun Korogan Barat, Desa Batukorogan, Kabupaten Bangkalan sangat memprihatinkan. Rumah tersebut sudah tidak layak huni, karena dindingnya separuh tembok separuhnya papan itu sudah lapuk dimakan rayap, bahkan sebagian sudah jebol.

Termasuk kayu atap penyangga genteng, sewaktu-waktu bisa ambruk karena dimakan usia. Sebagian gentengnya juga telah pecah, sehingga jika musim hujan rumah yang ditinggali Sarbini bersama istrinya Umriyah (44) dan 3 anaknya yang masih balita tersebut akan bocor oleh derasnya air hujan.

Sarbini yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, karena kondisi fisiknya yang cacat, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak menentu. Kadang mendapatkan bantuan dari tetangga dan orang-orang sekitarnya yang iba dengan nasibnya.

Ironisnya, pemerintah setempat terkesan tutup mata dengan kondisi rumah keluarga miskin dengan lantai dari tanah tersebut. Padahal ada beberapa program pemerintah mulai dari pusat, provinsi serta daerah sendiri yakni program bedah rumah tidak layak huni.

H Holil, salah satu pemuda aktivis yang juga bergelut di Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Bangkalan mengatakan, ia sangat prihatin dengan tempat tinggal keluarga Sarbini tersebut, bahkan menurutnya dapat mengancam keselamatan nyawa orang yang berada di dalam rumah itu. Karena sewaktu-waktu bisa roboh atau ambruk, apalagi saat ini musim hujan disertai angin kencang.

“Seharusnya aparat Desa Batukorogan serta Pemkab Bangkalan lebih serius memperhatikan kondisi rakyatnya yang dihidup di bawah garis kemiskinan. Paling tidak memberikan bantuan program rumah tidak layak huni, agar mereka bisa tinggal lebih layak,” ujar Holil.

Ia berharap semua komponen pemerintah lebih peka dengan mengunakan hati nurani memperhatikan kehidupan masyarakat yang ada di bawah. Karena kenyataannya masih banyak rakyat yang hidupnya pas-pasan, sementara pejabatnya bergelimang kemewahan.

“Ketimpangan dan kesenjangan sosial sangat tinggi antara yang kaya dan miskin. Ini terjadi karena para pejabatnya tidak mempunyai kepekaan sosial dan kepedulian terhadap rakyat yang tidak mampu,” tandasnya.

Penulis : Jamal
Editor : Heru