KINERJA

Warga Kecewa Dengan Kualitas Proyek Jalan Sampang-Ketapang Senilai Rp 20 M

158
×

Warga Kecewa Dengan Kualitas Proyek Jalan Sampang-Ketapang Senilai Rp 20 M

Sebarkan artikel ini
Kondisi aspal jalan provinsi Sampang-Ketapang yang mengalami bleeding di Desa Kamoning kecamatan Kota Sampang.

PETAJATIM.co, Sampang – Proyek rekonstruksi dan pelebaran jalan provinsi ruas Sampang-Ketapang senilai Rp 20 miliar yang dilaksanakan pada 2021 kembali menuai sorotan warga. Pasalnya, saat ini aspal sudah banyak yang mengelupas dan bleeding hingga pecah. Seperti yang terlihat di Desa Tanggumong, Kamoning dan Pangilen kecamatan Sampang.

Diketahui, proyek rekonstruksi dan pelebaran jalan provinsi Sampang-Ketapang dikerjakan oleh PT Trijaya Adymix asal Mojokerto Jawa Timur dengan nilai kontrak 20.313.141.798. Lokasi pengerjaan dimulai dari Kilometer (KM) 3+490 Desa Tanggumong sampai KM 10+220 Desa Komis Kedungdung.

Dikutip dari sebuah artikel yang diterbitkan situs jurnal.pusjatan.go.id. Kerusakan bleeding merupakan jenis kerusakan yang diprediksi disebabkan sebagian atau seluruh agregat dalam campuran terselimuti aspal terlalu tebal, salah satunya akibat dari kelebihan prosentase aspal di dalam campuran, atau sebab lainnya.

H. Abdul warga Desa Tanggumong mengaku tidak puas dan kecewa dengan kualitas proyek pelebaran jalan Sampang-Ketapang. Sebab, jalan yang baru dibangun itu kini sudah mulai mengalami kerusakan di beberapa titik hingga menimbulkan lubang jalan.

Menurut dia, saspal yang turun dapat mempengaruhi struktur jalan dan bisa menganggu kenyamanan para pengguna jalan yang melintas. Terutama pengendara sepeda motor.

“Penyebabnya itu mungkin karena kualitas aspalnya jelek, atau bisa juga karena proses pemadatannya kurang maksimal,” kata dia, Senin (11/7/2022).

Abdul berharap agar dinas terkait bisa segera mengupayakan perbaikan. Tujuannya agar kerusakan tidak bertambah dan jalan menjadi lebih aman serta nyaman dilewati pengendara.

Proyek pelebaran jalan provinsi Sampang-Ketapang selesai pada akhir 2021 lalu. Artinya usia proyek baru berjalan 6 bulan. Minimnya pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait dan ditambah tidak adanya monitoring dari DPRD Provinsi Jatim terhadap pelaksanaan proyek, akibatnya kualitas proyek tidak terjamin.

Selama ini, DPRD provinsi sibuk mengurus program Pokmas dan kurang tertarik untuk mengawal pelaksanaan proyek pembangunan jalan provinsi di Madura.

“Kontraktor pelaksana juga lebih mementingkan hasil yang akan didapat daripada menjaga kualitas dan mutu proyek, sehingga jalan mudah rusak,” ujarnya.

Kepala UPT Pembantu Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur di Sampang, Mohammad Haris saat dikonfirmasi mengatakan bahwa sampai saat ini proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan. Sehingga, perbaikan masih menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana yaitu PT Trijaya Adymix.

“Kemarin kita sudah laporan ke kantor pusat di Surabaya,” kata Haris.

Sementara itu, Rizal selaku pengawas lapangan PT Trijaya Adymix belum bisa dimintai keterangan terkait kerusakan proyek pelebaran jalan provinsi Sampang-Ketapang. Nomor telepon yang biasa digunakan tidak bisa dihubungi.

Penulis : Zainal Abidin