LINGKUNGAN

Debit Mengecil, PDAM Disebut Tak Becus Kelola Sumber Air

37
×

Debit Mengecil, PDAM Disebut Tak Becus Kelola Sumber Air

Sebarkan artikel ini
Beberapa pelanggan sedang berada di Kantor PDAM Trunojoyo Jalan Rajawali Kota Sampang

petajatim.co, Sampang – Aktivis lingkungan Mohammad Waris menyoroti kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo Sampang. Ia menyebut perusahaan daerah tersebut tidak becus dalam mengelola sumber air, pasalnya setiap musim kemarau debit airnya selalu mengalami penyusutan yang cukup drastis.

Aktivis lingkungan asal Kecamatan Kedungdung itu menyatakan, sebagai pengelola air bersih yang sangat dibutuhkan masyarakat, seharusnya perusahaan tersebut berupaya maksimal dalam mengelola sumber air agar warga Sampang sebagai pelanggan tidak mengalami krisis air bersih yang berkepanjangan.

“Kesannya selama ini PDAM hanya sekedar menghabiskan sumber air yang ada, tanpa ada upaya untuk melakukan pemeliharaan dan peningkatan kualitas sumber. Sehingga kita khawatir lambat laun airnya akan habis dan terjadi krisis air bersih,” ungkap Waris, Kamis (26/09/19).

Dikatakannya, pemeliharaan sumber air agar dapat diperbaharui dengan cara mempertahankan vegetasi tanaman di sekitar lokasi. Serta menjaga lahan resapan mulai dari hulu hingga hilir dan mengoptimalkan aliran air dari sumber.

Menurut dia, lahan resapan air di sekitar sumber sangat penting, disamping itu pohon yang ditanam harus rapat. Tujuannya, agar air hujan bisa lebih banyak terserap oleh tanaman dan masuk ke dalam tanah. Hasil resapan air itu, lanjut dia akan masuk kedalam patahan cukungan tanah dan muaranya ke sumber.

Dia menjelaskan, resapan air yang mengalir dari hulu akan masuk kedalam patahan cekungan tanah. Ditambah lagi dengan banyaknya pepohonan di sekitar sumber, maka air hujan masih bisa jatuh ke daun, batan, dan terserap ke dalam tanah.

“Jika saya amati kondisi sumber air yang dikelola PDAM tersebut justru malah tidak ada suplai air dari atas, sehingga air hujan tidak menyerap kedalam tanah. Akibatnya setiap memasuki musim kemarau akan berdampak terhadap debit air di sumber semakin menyusut,” terangnya.

Lebih jauh ia memaparkan, dari sisi hidrogiologi juga harus diperhatikan, jangan sampai banyak sumur bor yang dibangun di sekitar sumber. Tapi jika hanya sumur dangkal tidak masalah.

“Kenapa hutan tropis itu kaya dengan air. Karena lahan resapan dan ilfiltrasi air di sana bagus dan siklus hidrologi airnya jalan,” tuturnya.

Sementara itu, Kabag Hubungan Pelanggan PDAM Trunojoyo Sampang, Yazid Solihin mengklaim jika selama ini pemeliharaan atau perawatan sumber dilakukan. Setiap bulan dilakukan pengecekan kesemua sumber air. Juga dilakukan penanaman pohon di sekitar sumber.

“Justru yang tidak bisa kita tangani itu adalah masalah pertambangan galian C, karena itu sangat berpengaruh besar terhadap debit air di sumber. Padahal permasalahan itu kerap kami sampaikan saat rapat di Kantor Pemkab Sampang,” kata Yazid.

Pihaknya membenarkan bahwa banyak sumur yang dibangun di sekitar sumber. Misalnya, di sumber Glisgis saat ini sudah ada dua sumur bor yang baru dibangun warga. Pengeboran tersebut dilakukan tanpa ada koordinasi dengan PDAM. Akibatnya, debit air di sumber mengecil terutama saat musim kemarau.

“Kami tidak bisa melarang warga agar tidak mengebor sumur di dekat sumber atau mata air. Karena izin pengeboran itu ke Pemprov Jatim, sehingga permasalahan itu rencananya akan ditindaklanjuti ke Pemprov,” pungkasnya. (nal/her)