petajatim.co, Sampang – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang, sebagai penggelola Sistem Informasi, Pelayanan Penyuluhan, Pendampingan, Pengembangan Produk, dan Peningkatan Industri Kecil Menengah (SIP6 IKM) Sampang. Dengan salah satu kegunaan sistem tersebut ialah sebagai akses pemasaran produk IKM.
Akan tetapi, dari 500 produk IKM yang ada, ternyata hanya 180 yang sudah terfasilitasi. Dengan kata lain, masih ada 320 produk yang sampai saat ini belum masuk dalam pemasaran berbasis digital tersebut.
Kepala Disperdagprin Sampang, Wahyu Prihartono mengatakan, SIP6 IKM Sampang merupakan salah satu terobosan yang dilakukan pemkab untuk memajukan IKM di Kota Bahari. Mulai dari pengembangan produk, peningkatan, hingga pemasaran.
“Sistem itu (SIP6 IKM.red) singkron dengan aplikasi pemasaran digital seperti tokopedia dan semacamnya. Saat ini sudah ada 180 IKM yang sudah dipromosikan dan dipasarkan melalui sistem digital,” jelas Wahyu, Jumat (04/10/19).
Menurut Wahyu, produk IKM yang bisa masuk dan dipasarkan melalui SIP6 Sampang merupakan produk unggulan yang sudah terdaftar dan memiliki hak paten dan merk. 180 produk yang sudah masuk meliputi makanan, batik, dan kerajinan tangan.
“Kalau produk yang belum terdaftar dan tidak memiliki merk tidak bisa dipasarkan di SIP6. Karena di situ semua informasi tentang produk sudah lengakap. Mulai dari nama atau merk, bahan baku, dan IKM yang memproduksi,” terangnya.
Meski demikian, bukan berarti 320 produk IKM yang belum masuk itu tak terdaftar dan memiliki hak paten. Pria asal Banyuwangi itu mengklaim bahwa hampir 75 persen produk IKM di Kota Bahari memiliki hak paten.
“Sistem pemasaran ini baru dijalankan. Kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat atau pelaku usah, dan mengevaluasi penerapan sistem. Tahun depan, kami menargetkan 200 produk akan di pasarkan di situ,” katanya.
Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Sampang Alan Kaisan mengatakan, sistem tersebut sangat baik untuk membantu pelaku IKM memasarkan produk. Terlebih menyambut era industri 4.0 yang sudah digaungkan pemerintah.
Politikus partai Gerindra itu meminta agar Disperdagprin bisa lebih maksimal menyosialisasikan sistem itu kepada pelaku IKM. Semua produk IKM harus ter-cover dalam sistem tersebut.
“Sekarang sudah era digital. Kami ingin pemasaran produk IKM di Sampang bisa menyentuh pangsa pasar luas,” pungkasnya. (nal/her).