petajatim.co, Sampang – Perguruan tinggi Akademi Keperawatan Nazhatut Thullab (Akper Nata) Sampang, setelah melalui proses yang panjang serta pengembangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, akhirnya resmi menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKES).
Perubahan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Nazhatut Thullab, Prajjan, Camplong itu secara resmi berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKES), berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) tentang izin perubahan bentuk dari AKPER menjadi STIKES tertanggal 10 September 2019.
Dalam rangka me-lauching perubahan bentuk tersebut. STIKES Nata menggelar kegiatan seminar nasional keperawatan dengan tema Integerasi dan Implementasi Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI), dan standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang bertempat di halaman kampus. Sabtu (17/10/19).
Selain dihadiri Ketua STIKES Nata Nyai Zairina, SIP, Kabag Kelembagaan dan Sistem Informasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Jawa timur, Purnomo, SH, Pembina Yayasan Nazhatut Thullab Nyai Hj. Nur Jihan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Ketua Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI), dosen, dan mahasiswa.
Kabag Kelembagaan dan Sistem Informasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Jawa timur, Purnomo dalam kesempatan itu mengatakan, merupakan suatu usaha yang sangat luar biasa sebuah perguruan tinggi yang semula berbentuk Akademi Keperawatan (AKPER) menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES).
Pihaknya berharap dengan perubahan bentuk tersebut, bisa semakin memacu untuk terus mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang mengikuti perkembangan zaman di era revolusi industri 4.0. Hingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi yang dicapai, sesuai visi sudah dibangun oleh lembaga tersebut.
“Saya mengucapkan selamat kepada STIKES Nata atas perubahan bentuk ini. Semoga barokah, jaya, dan Istiqomah menjadi perguruan tinggi yang mandiri dan berbasis nilai-nilai Islami. Disamping itu akan melahirkan mahasiswa yang berkualitas,” ucapnya
Ketua STIKES Nata Nyai Zairina, SIP, mengatakan, dengan perubahan bentuk dari Akper menjadi Stikes, maka ada penambahan jumlah prodi atau jurusan dari sebelumnya. Yakni, D3 keperawatan, S1 keperawatan, dan profesi ners. Penambahan prodi tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi yang ada di Madura, khususnya di kabupaten Sampang.
“Alhamdulillah berkat dukungan dari semua elemen masyarakat Akper Nata bisa berubah bentuk mejadi Stikes. Pencapaian ini juga berkat doa dan barokah Alhmarhum KH. Muafi Alif Zaini selaku pendiri perguruan tinggi ini,” tuturnya.
Pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan potensi ilmu keperawatan di Kota Bahari. Yakni, dengan membuka jurusan baru, dan bekerja sama dengan pemkab, rumah sakit, dan puskesmas. Tujuannya, agar Tri Dharma pendidikan yakni pembelajaran, penelitian, dan pengabdian bisa berjalan dengan baik.
“Mahasiswa kami dibekali dengan ilmu agama, kegawat daruratan, bahasa Inggris, komputer, dan bisnis,” terang Mantan DPR RI itu.
Ia mengutarakan, upaya lain yang dilakukan ialah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Filipina, Taiwan, dan Ethiopia dalam menjalankan program pertukaran pelajar.
Ada sejumlah mahasiswa dari luar negeri yang akan datang dan belajar ke sini. Saat ini masih menunggu hasil seleksi oleh KBRI setempat.
“Kami ingin STIKES Nata bisa berkontribusi dalam menyumbangkan pemikiran kepada Pemkab sebagai upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Sampang,” pungkasnya. (nal/her).