petajatim.co, Sampang – Budidaya lebah klanceng memang belum lazim ditelinga masyarakat, dibandingkan lebah penghasil madu pada umumnya. Namun siapa sangka, lebah klanceng merupakan jenis serangga yang berukuran lebih kecil dari lalat itu ternyata menghasilkan madu yang cukup prospektif untuk dibudidayakan.
Melihat peluang pasar dalam pengembangan budidaya lebah klanceng yang sangat potensial tersebut. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Sampang, mengundang Koperasi Niaga Mandiri Sejahtera (NMS) Kediri untuk berbagi ilmu tentang cara beternak lebah klanceng dengan para Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) se Kabupaten Sampang.
Jupri, Kasi Pemberdayaan dan Usaha Ekonomi DPMD Sampang menyatakan, pihaknya berupaya dan selalu berinovasi untuk pembinaan dan pengembangan BUMDes sebagai salah satu roda Penggerak perekonomian di desa. Agar kedepannya peran badan usaha tersebut mandiri dan mampu menopang kesejahteraan masyarakat pedesaan, maka harus dibekali dengan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan.
“Kita sengaja mendatangkan pengurus Koperasi Niaga Mandiri Sejahtera untuk mempresentasikan tentang bagaimana cara yang baik dalam pengembangan budidaya lebah klanceng yang mempunyai nilai ekonomis tinggi,” jelas Jupri, Selasa (3/12/2019).
Istu Ekskutif Marketing Koperasi NMS, dalam kesempatan itu menyampaikan, lembaga koperasi yang di dirikan itu bermitra dengan para peternak lebah klanceng. Selain membantu dalam pemasaran, koperasi itu juga memberikan pembinaan serta menyediakan berbagai bahan keperluan untuk beternak lebah.
“Keuntungan beternak lebah klanceng salah satu diantaranya tidak banyak menyita waktu. Sehingga budidaya tersebut sangat cocok untuk pengembangan unit usaha bagi BUMDes, karena beternak lebah klanceng tidak membutuhkan kesibukan extra. Cukup membuat vegetasi yang bagus dan tidak memerlukan tempat yang terlalu luas, dengan jangka waktu masa panen tiap 3 bulan dapat merasakan keuntungannya, ” terang Istu.
Pengalaman beternak lebah klanceng di sampaikan Muhammad Ali, Ketua BUMDes Sukses Mandiri Batorasang, Kecamatan Tambelangan. Ia mengaku telah merasakan hasil panen dari budidaya lebah klanceng sebagai salah satu unit usaha di BUMDes yang dia kelola.
“Saya memiliki 300 setub atau glodok untuk rumah lebah klanceng dengan vegetasi alami serta buatan yang saya miliki. Panen pertama keuntungannya bisa kami rasakan, Alhamdulillah tidak mengganggu aktivitas saya sehari-hari karena tidak memerlukan perawatan khusus,” ucap Ali.
Ali menambahkan, bagi para pengurus BUMDes hendaknya kreatif menangkap peluang bisnis yang ada. Karena dengan diperhatikannya peran badan usaha itu oleh pemerintah, maka semakin banyak peluang yang dapat dikembangkan sebagai salah satu unit usaha. (tricahyo/her)