petajatim.co, Sampang – Pengelolaan retribusi di Terminal Ketapang untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) jauh dari harapan. Sehingga Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang harus bekerja lebih keras untuk mencapai target yang diharapkan dari penataan retribusi tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun petajatim.co, Terminal Ketapang hanya bisa menghasilkan PAD sebesar Rp 2 – 4 ribu per hari. Dengan kata lain dalam setahun PAD terminal hanya berkisar Rp 720 ribu sampai Rp 1,4 juta.
Kabib Perhubungan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang melalui Kasi Angkutan dan Keselamatan Jalan, Heri Budiyanto mengatakan, minimnya PAD terminal Ketapang disebabkan karena Mobil Penumpang Umum (MPU) yang beroperasi di wilayah Pantura rata-rata merupakan MPU plat hitam. Sehingga petugas terminal tidak bisa menarik retribusi karena dianggap mobil pribadi.
“Jumlah MPU di Pantura sekitar 20 unit. Tapi MPU resmi atau plat kuning hanya ada dua. Sisanya plat hitam semua,” terang Heri, Kamis (12/3/2020).
MPU plat kuning yang masuk kedalam terminal dikenakan biaya retribusi Rp 1 ribu. Sementara untuk MPU plat hitam tidak ditarik retribusi. MPU plat kuning lebih sering ngetem atau menunggu penumpang di pinggir jalan daripada di dalam terminal.
“Terminal selalu sepi penumpang, Bahkan bisa dikatakan tidak pernah ada penumpang yang naik atau turun di dalam terminal itu,” ucapnya.
Pihaknya akan berupaya meningkatkan PAD terminal Ketapang. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi dan pendekatan secara persuasif kepada sopir atau pemilik MPU plat hitam agar bisa dirubah ke plat kuning.
“Kami bersama Satlantas Polres Sampang sering menggelar razia MPU di jalan raya. Hasilnya banyak MPU plat hitam yang ditilang,” ujarnya.
Menanggapi itu, Ketua Komisi I DPRD Sampang Nasafi, mengatakan, MPU plat hitam yang beroperasi di Sampang banyak. Cara yang paling mudah dan efektif untuk menertibkan MPU tersebut ialah dengan membentuk paguyuban atau kelompok.
“Setelah terbentuk kelompok, arahkan mereka untuk melakukan perubahan dari plat hitam menjadi plat kuning,” tandasnya. (nal/her)