PETAJATIM.co, Sampang – Alokasi dana kegiatan pemeliharaan rutin jalan Provinsi di ruas Sampang – Ketapang dan Sampang – Omben yang dilaksanakan Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 2 miliar dinilai terlalu minim, karena dengan alokasi dana senilai itu tidak cukup digunakan dalam satu tahun anggaran.
Kepala Pembantu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim di Sampang Mohammad Haris mengatakan, setiap tahun program pemeliharaan jalan provinsi ruas Sampang – Ketapang dan Sampang – Omben rutin dilaksanakan.
Anggaran rutin tersebut di gunakan untuk memperbaiki ruas jalan yang rusak dan berlubang. Tujuannya agar kondisi jalan menjadi nyaman dan aman saat dilewati pengendara kendaraan bermotor.
“Tahun ini program pemeliharaan jalan provinsi di Sampang dianggarkan sebesar Rp 2 miliar,” jelas Haris, Minggu (31/5/2020).
Ia menjelaskan, program pemeliharaan jalan provinsi itu dibagi menjadi dua yakni pemeliharaan rutin dan berkala. Bentuk kegiatannya pun berbeda. Pemeliharaan rutin itu berupa kegiatan tambal sulam, sementara untuk pemeliharaan berkala berbentuk rekonstruksi atau pelebaran.
Haris mengatakan, jalan provinsi di Sampang memiliki panjang 44 kilometer. Perinciannya Sampang – Ketapang 40 kilometer dan Sampang – Omben 14 kilometer. Program pemeliharaan jalan raya Sampang – Ketapang dimulai dari kilometer 16 – 40, sementara Sampang – Omben dari kilometer 4 ke utara.
Namun karena tahun ini tidak ada proyek peningkatan struktur dan pelebaran jalan provinsi. Sehingga UPT PU Bina Marga Provinsi Jatim di Pamekasan memerintahkan kepada lembaganya untuk melakukan pemeliharaan jalan secara menyeluruh.
“Tahun ini program pemeliharaan jalan provinsi bertambah 8 kilometer. Rinciannya 6 kilometer ruas Sampang – Ketepatan dan sisanya 2 kilometer untuk Sampang – Omben,” terangnya.
Menurutnya, anggaran Rp 2 miliar tersebut minim dan kurang untuk digunakan selama satu tahun anggaran. Mengingat selama ini kerusakan jalan provinsi selalu terjadi terutama di wilayah dengan kontur tanah yang lembek dan bergerak, Seperti di Kecamatan Kedungdung, Robatal dan Omben.
“Untuk mensiasati minimnya anggaran. Maka kami menentukan skala prioritas dalam melakukan perbaikan/pemeliharaan jalan. Yakni jalan yang ambles dan berlubang itu lebih diutamakan untuk diperbaiki, kalau hanya retak dan tidak membahayakan dibiarkan dulu,” ucapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur, Mohammad Ashari belum bisa berkomentar terkait dengan program pemeliharaan jalan provinsi di Sampang. Politikus asal Kabupaten Sampang itu mengaku masih akan melakukan hearing dengan Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim.
“Insya Allah Kamis ini kami Komsi D akan rapat dengan PU Bina Marga untuk membahas apakah program tersebut masih ada atau dihapus. Mengingat kasus positif virus Corona di Jatim meningkat,” pungkasnya. (nal/her)