PETAJATIM.co, Sampang – Meski pembangunan pelabuhan Trunojoyo di Desa Taddan, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang sudah menelan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sekitar Rp 215 miliar. Tapi, sampai saat ini ketersediaan fasilitas di pelabuhan masih minim.
Berdasarkan catatan petajatim.co, proyek pembangunan pelabuhan Trunojoyo dimulai sejak 2009 dengan dana Rp 6 miliar untuk urukan dan causeway. Sedangkan Pada 2010 lalu juga telah dianggarkan Rp 10 miliar untuk causeway serta lapangan.
Kemudian pada 2011 dianggarkan Rp 35 miliar yang digunakan untuk trestle. Di tahun 2012 disediakan anggaran Rp 40 miliar untuk tiang pancang dan trestle. Sementara 2013 dianggarkan Rp 35 miliar untuk kelanjutan trestle dan Rp 40 miliar di 2014 lagi-lagi untuk tiang pancang dan trestle.
Lalu di 2015 ada anggaran Rp 30 miliar khusus modul dan trestle. Pada 2016 dianggarkan Rp 19 miliar untuk pembangunan dermaga. Pada 2017 anggaran Rp 19 miliar khusus pembangunan kantor, finishing dermaga, rumah dinas, gapura, gudang, dan rumah genset.
Terakhir, di 2018 pelabuhan tersebut kembali digerojok Rp 19 milyar untuk lanjutan pembangunan fasilitas. Tak cukup di situ di 2020 Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk membangun dermaga plengsengan pelabuhan.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) II Branta Edi Kuswanto membenarkan bahwa, fasilitas di pelabuhan Trunojoyo masih minim. Bahkan bisa dikatakan masih nol persen dari rencana awal.
“Terus terang kalau fasilitas untuk kenyamanan penumpang masih nol persen. Karena itu, setiap tahun kami ajukan program pembangunan fasilitas baik ke pemerintah provinsi (Pemprov) Jatim maupun pusat,” katanya, Selasa (01/07/2020).
Edi mengatakan, sejumlah fasilitas yang dibutuhkan antara lain, musola, toilet, ruang tunggu penumpang dan terminal. Sedangkan fasilitas yang paling dibutuhkan adalah satrol atau kendaraan khusus untuk mengangkut para penumpang kapal dari pintu masuk pelabuhan ke dermaga.
“Jarak antara pintu masuk pelabuhan dengan dermaga cukup jauh yakni sekitar 1,8 kilometer. Jadi butuh fasilitas penunjang agar pelayanan bisa lebih maksimal,” ujarnya
Lebih jauh Edi mengatakan, sampai saat ini pelayanan penyeberangan di pelabuhan Trunojoyo belum maksimal. Pelabuhan belum sepenuhnya siap untuk dioperasikan sebagai pelabuhan penumpang.
“Butuh peran serta pemerintah daerah dalam percepatan pembangunan fasilitas dan peningkatan pelayanan di pelabuhan Trunojoyo,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD kabupaten Sampang Fauzan Adima meminta agar Pemkab Sampang aktif berkoordinasi dengan Pemprov Jatim terkait dengan peningkatan pelayanan di pelabuhan Trunojoyo. Mulai dari penyediaan fasilitas dan akses transportasi.
“Keberadaan pelabuhan Trunojoyo harus bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” tandasnya. (nal/her)