PETAJATIM.co, Sampang – Bupati Sampang H Slamet Junaidi mengaku kecewa dengan beberapa pengerjaan proyek fisik tahun anggaran 2020. Terutama, proyek pengaspalan jalan kabupaten yang memakai lapisan penetrasi (lapen), karena dinilai tidak optimal dan kualitasnya rendah.
Slamet Junaidi mengungkapkan, dirinya banyak menerima laporan ada pekerjaan proyek lapen jalan kabupaten yang sudah rusak padahal baru selesai dikerjakan.
“Banyak sekali contoh proyek lapen yang cepat rusak dan hanya bisa bertahan 3 – 4 bulan. Kalau seperti itu terus kapan selesainya pembangunan di Sampang? masak setiap tahun kita hanya sibuk melakukan perbaikan jalan,” ujar Slamet Junaidi saat menghadiri acara Musrenbang RKPD di Kecamatan Sokobanah, Senin (08/02/2021).
Politikus Partai NasDem itu mengatakan, permasalahan infrastruktur di Sampang tidak akan pernah bisa selesai apabila program atau kegiatan yang ada dikerjakan asal-asalan.
“Meski ada masa pemeliharaan untuk perbaikan Bukan berarti tanggung jawab rekanan selesai karena di situ ada tanggungjawab moral terhadap warga,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia menekankan kepada dinas terkait, stakeholder dan pemangku kepentingan untuk bekerja dengan maksimal dalam menjalankan program pembangunan. Tujuannya, agar hasilnya berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Bukan program akal-akalan yang hanya memperkaya diri, kelompok dan golongan. Kalau ada yang macam-macam dengan program. Saya akan gigit dengan cara saya sendiri,” ancamnya.
Untuk diketahui, pada 2020 Pemerintah Kabupaten Sampang melaksanakan kegiatan rehabilitasi atau pemeliharaan berkala jalan kabupaten dengan anggaran sebanyak Rp 12 miliar.
Dana belasan miliar yang bersumber dari Dana Insentif Daerah (DID) itu dipecah menjadi 12 paket proyek. Setiap pengerjaan dianggarkan Rp 1 miliar. Proyek tersebut sudah tuntas namun saat ini ada beberapa yang sudah rusak. Misalnya, aspal mengelupas, retak dan berlubang.
Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru