PETAJATIM.co, Sampang – Lelang proyek pembangunan sheet pile kali Kemuning sudah selesai. Proyek pengendali banjir dengan pagu anggaran Rp 95.057.905.000 itu dimenangkan oleh PT Jaya Etika Teknik.
Perusahaan yang berkedudukan di Jalan Ketintang Baru Selatan VII No.06, Kota Surabaya, Jawa timur itu menang dengan harga terkoreksi Rp 63.379.961.000. Sesuai jadwal di LPSE Kementerian PUPR, penandatanganan kontrak dilaksanakan pada 5 Februari 2021.
Selain PT Jaya Etika Teknik. Ada 8 perusahaan yang mendaftar lelang melayangkan penawaran atas proyek tersebut. Tapi mereka tidak lolos di hasil evaluasi administrasi.
Kedelapan perusahaan itu yakni, PT Aura Sinar Baru, PT Bumi Karsa, PT Syarif Maju Karya, PT Rudy Jaya, PT Jati Wangi, PT Bina Nusa Lestari, PT Marinda Utamakarya Subur dan PT Guna Karya Nusantara.
PT Rudy Jaya dan PT Jati Wangi pernah mengerjakan proyek normalisasi dan penguatan tebing sungai Kemuning pada 2017 sampai 2019 dengan nilai kontrak Rp 149 miliar. Meliputi pekerjaan mobilisasi, timbunan tanah, tiang pemancang dan beton cupping.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Sampang, Hj. Umi Hanik Laila mengatakan, Proyek pengendali banjir kali Kamoning dilaksanakan secara multi years contrac (MYS) atau kontrak tahun jamak (KTJ).
“Proyek tahun ini merupakan lanjutan dari proyek di tahun-tahun sebelumnya. Proyek itu langsung ditangani Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas,” katanya Selasa (19/02/2021).
Hani mengatakan, Sungai Kamuning memiliki panjang 58,00 kilometer dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 350,30 kilometer persegi. Setiap tahun pengajuan anggaran untuk kelanjutan proyek pengendali banjir dilakukan.
Pada tahun 2020. Pemkab mengajukan sebanyak Rp 300 miliar. Namun hanya disetujui Rp 95 miliar karena anggaran di Kementerian PU terbatas. Dengan demikian, proyek pengendali banjir di Sampang dipastikan tidak bisa tuntas tahun ini.
Dengan anggaran yang ada. Pembangunan sheet pile hanya akan dilakukan di beberapa titik lokasi atau yang dinilai perlu dan mendesek untuk dibangun.
“Pastinya lokasi itu yang berdekatan dengan permukiman warga dan di titik rawan longsor,” katanya.
Lebih jauh, Hani mengatakan, proyek tersebut bukan hanya berupa pembangunan sheet pile. Melainkan ada penanganan lain yang dilakukan. Yakni membangun tanggul tanah dan bronjong di bantaran sungai.
“Untuk volumenya kami belum tahu. Biasanya nanti ada survei lagi yang dilakukan Tim konsultan dari BBWS Brantas,” pungkasnya.
Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru