KINERJA

Jiwa Seorang Ibu dan Anak Asal Pamekasan Terselamatkan Berkat Bupati Sampang

225
×

Jiwa Seorang Ibu dan Anak Asal Pamekasan Terselamatkan Berkat Bupati Sampang

Sebarkan artikel ini

PETAJATIM.co, Sampang – Kerendahan hati dan mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi terhadap sesama merupakan ciri dan kepribadian Bupati Sampang , H Slamet Junaidi. Hal itu bukan hanya kata sanjungan atau pecitraan dirinya, akan tetapi sudah banyak masyarakat Kabupaten Sampang yang merasakan kebaikan dan ketulusan serta tanpa pamrih yang dilakukannya.

Kali ini Bupati Sampang, H Slamet Junaidi membantu seorang ibu yang hendak melahirkan , namun seorang ibu Agustin Damayanti, warga Dusun Tomang Mateh, Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Panekasan, yang ditolak mendapat layaanan persalinan semua rumah sakit di Pamekasan .

Pagi itu, Senin (5/7/2021) Agustin datang ke Rumah Sakit Kusuma Hospital di Jalan Raya Bonorogo No.3 Pamekasan untuk memeriksakan kehamilannya.

Agustin  telah merasakan nyeri di usia kehamilannya yang sudah mencapai sembilan bulan. Agustin datang ke klinik di RS Kusuma Hospital itu yang dilakukan Ultrasonografi (USG), yakni sebuah tes yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menggambarkan perkembangan janin dan juga organ reproduksi ibu hamil.

dr Tatik Sujiati yang menangani tes itu menjelaskan, bahwa si ibu hamil ini harus segera dioperasi, karena ari-arinya menyamping dan ketubannya pecah dan telah habis. “Harus dioperasi sekarang juga,” kata Nora, famili Agustin Damayanti, menirukan pernyataan yang disampaikan dr Tatik yang menjelaskan hasil USG tersebut.( Dikutip dari Penawarta.com)

Setelah dari poli klinik kandungan dan kebidanan (Poli Obgyn) ini dapat surat rujukan ke IGD Kusuma Hospital. Yang bersangkutan terlebih dahulu diswab antigen dan hasilnya positif.

Setelah itu, pasien ditolak dengan alasan di rumah sakit ini, tidak memiliki ruang isolasi untuk pasien COVID-19. Pasien disarankan untuk dirujuk ke RSUD dr Slamet Martodirjo atau RS Moh Noer milik Pemprov Jatim yang terletak di Jalan Bonorogo Pamekasan.

Pihak keluarga meminta rujukan dari Kusuma Hospital ke RS Smart atau RS Muh Noer, namun di dua rumah sakit itu, semua kamar sudah penuh. “Saya sudah telponkan ke RSUD Pamekasan dan RS Moh Noer, tapi disana penuh semua,” kata Nora menirukan penjelasan petugas IGD di Kusuma Hospital kala itu.

“Terus gimana ini? Apa saudara saya diinginkan mati begitu saja, sedangkan kondisinya sangat urgen,” tanya Nora kepada petugas di RS Kusuma Hospital tersebut.

Nora dan Ibu Hamil ini disarankan untuk berangkat sendiri ke rumah sakit dengan pendamping bidan desa. Sesampainya di RS Larasati sang ibu Hamil itu dites swab lagi, dan hasilnya positif. Pihak rumah sakit menolak, karena di RS Larasati tidak ada ruang isolasi bagi pasien COVID-19, sebagaimana juga di RS Kusuma Hospital.

Agustin Damayanti berupaya dirujuk ke RS Muh Noer bersama bidan desa yang mendampinginya. Tapi disana juga ditolak, karena ruang isolasi pasien COVId-19 penuh.

Dengan rasa putus asa, Sang ibu Hamil inipun berangkat sendiri ke RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan, dengan harapan bisa segera diambil tindakan operasi. Tapi di RSUD Pamekasan lagi-lagi ditolak, karena ruang isolasi penuh. “Masak mau melahirkan ditenda?,” kata petugas di rumah sakit yang terletak di Jalan Raya Panglegur ini.

Pihak keluarga akhirnya berupaya meminta bantuan kepala desa untuk mencarikan rumah sakit yang bersedia menerima operasi kelahiran Agustin Damayanti, dan diminta untuk kembali dibawa ke RS Kusuma Hospital. Tapi disana ditolak, karena suami Agustin Damayanti telah membuat pernyataan menolak dilakukan operasi.

Sebelumnya, saat berada di Kusuma Hospital suami Agustin Damayanti yang beranama Ach Hidayatullah memang dipanggil oleh petugas untuk menanda tangani sebuah pernyataan. Dalam kondisi panik, Dayat langsung menanda tangani pernyataan petugas di Kusuma Hospital itu tanpa membaca terlebih dahulu isi pernyataan tersebut. Ternyata isi, berisi penolakan.

Ditengah keputusasaan kemudian aparat desa Pamaroh kecamatan Kadur meminta bantuan Bupati Sampang Slamet Junaidi.

Saat itu, Agustin Dayanti diminta untuk dirujuk ke RS Nindita Sampang, dan yang bersangkutan langsung dioperasi, tanpa dites swab lebih dahulu. Ibu dan bayinya selamat, meski kondisi bayi dalam keadaan lemah, karena telah kehabisan air ketuban.

“Alhamdulillah Bupati Sampang masih mau menolong kami. Jika tidak, kemungkinan istri dan anak kami tidak tertolong, karena mulai pagi, hingga malam kami mencari rumah sakit yang mau mengoperasi istri yang hendak melahirkan tidak menerima dengan berbagai alasan,” kata suami Agustin.