PETAJATIM.co. Sampang – Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, ada beberapa wilayah yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih.
Dari data yang telah dilakukan berkoordinasi dengan petugas kecamatan, hasilnya ada 75 wilayah terdampak, bahkan statusnya kering kritis.
Jumlah tersebut lebih meningkat dari beberapa pekan sebelumnya, di mana hanya 67 wilayah karena pendataan belum terverifikasi.
Kepala Pelaksana BPBD Sampang, Asroni mengatakan bahwa, saat ini pendataan ke 14 kecamatan sudah semuanya selesai diverifikasi.
“Memang kemarin terdata 65 wilayah , tapi saat ini meningkat 75 wilayah karena terdapat beberapa desa sudah ada pipa dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun belum bisa difungsikan sehingga kami masukkan daftar kering kritis,” ujarnya.
Kemudian Ia menjelaskan, puluhan wilayah berstatus kering kritis tersebut diantaranya, 74 desa dan satu kelurahan tepatnya, Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang.
Lanjutnya, 74 desa terdampak itu tersebar di 11 kecamatan. Itu artinya hanya ada tiga kecamatan yang tidak mengalami bencana kekeringan yakni, Kecamatan Omben, Camplong, dan Ketapang
“Untuk wilayah kecamatan yang keseluruhan desanya terdampak kekeringan ada 4 yakni, Kecamatan Sreseh, Pengarengan, Tambelangan, dan Karang Penang,” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab wilayah terdampak kekeringan seperti, jaringan saluran PDAM belum menjangkau wilayah desa tertentu.
“Termasuk jarak dengan mata air lebih dari tiga kilometer dari area pemukiman penduduk,” pungkasnya.
Penulis. : Tricahyo
Editor : Heru