PETAJATIM.co, Sampang – Patri (70) warga Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang meninggal dunia setelah dirawat dan menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Zyn Sampang pada Senin (22/5/2023).
Masnunah, keluarga pasien mengatakan, bahwa sebelum dirawat di RSUD dr Mohammad Zyn, pasien mengeluh perut bagian bawah sakit dan badannya panas tinggi, lalu dibawa ke dokter umum yang ada di Ketapang.
Setelah diperiksa dokter meminta agar pasien dibawa ke rumah sakit.Kemudian, pada Sabtu (20/5/2023) pihak keluarga membawa pasien ke RSUD dr Mohammad Zyn Sampang. Dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan harus dilakukan operasi karena pasien menderita usus buntu. Setelah disepakati keluarga lalu dilakukan operasi.
“Kata dokternya nenek saya itu menderita usus buntu kalau tidak segera dioperasi bisa parah,” katanya.
Dikatakan, operasi dilakukan pada Minggu malam (21/5/2023). Akan tetapi, sehabis dioperasi kondisi pasien terus menurun dan lemas hingga meninggal dunia pada Senin (22/5) dini hari. Keluarga menduga ada kelalaian dari pihak rumah sakit dalam proses penanganan pasien. Sebab, operasi dilakukan tanpa proses Ultrasonografi (USG) atau ronsen terlebih dahulu.
“Tidak dironsen, hanya diperiksa biasa. Tapi, dokternya langsung memvonis bahwa nenek saya menderita usus buntu dan harus dioperasi. Nyatanya setelah dibedah ternyata ada penyakit lain, terus terang kami sangat kecewa dengan pelayanan di rumah sakit Sampang,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Mohammad Zyn Sampang, dr Agus Ahmadi melalui Dokter Poli Bedah dr Sri Mulyono, Sp.B mengatakan bahwa penanganan terhadap pasien tersebut sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Pihak keluarga pasien juga sudah menyepakati untuk menerima semua risiko yang terjadi setelah dilakukan operasi.
“Saya dokter yang menangani, saya tahu penyakit pasien tersebut, USG itu hanya alat bantu saja. Kalau kita sudah yakin dengan penyakitnya maka bisa langsung diambil tindakan medis. Kenapa pasien tidak dironsen karena Sabtu dan Minggu ruang radiologi itu tutup, jadi nggak bisa USG,” katanya.
dr Mulyono menyebut, selain menderita usus buntu pasien tersebut juga menderita penyakit lainnya. Hal itu ditandai dengan adanya pendarahan di dalam perut pasien.
“Gini aja, kalau memang dari pihak keluarga itu masih ragu dengan rumah sakit. Suruh datang ke saya biar saya kasih pemahaman yang jelas. Wartawan nggak usah ikut-ikut,” tutup pria yang akrap disapa dokter Mul itu.
Penulis : Zainal Abidin