PETAJATIM.co, Sampang – Kondisi gedung sekolah Taman Kanak-kanak (TK) Banyuanyar Kecamatan Kota Sampang sangat mengkhawatirkan dan tidak layak sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.
Bagian atap (kuda-kuda) sudah mulai rapuh karena dimakan usia. Bahkan kayu atap sudah banyak yang keropos dimakan rayap, sehingga sewaktu-waktu bisa ambruk dan sangat membahayakan jiwa siswa yang sedang belajar.
Salah seorang guru TK Banyuanyar, Aisyah menuturkan, memang benar kondisi gedung belajar yang ada ini kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan sepertinya mau roboh terutama bagian atap genteng.
“Diperparah lagi bila turun hujan, semua ruang kelas bocor sehingga kami bersama guru yang lain terpaksa membersihkan dan mengepel lantai sebelum proses belajar dimulai agar anak-anak didik kami tidak terganggu,” ujarnya.
Kemudian Ia menjelaskan, gedung gedung TK Banyuanyar tersebut memang usianya sudah tua dibangun sekitar tahun 1986 silam. Namun sayangnya tidak pernah mendapatkan rehab atau perbaikan sama sekali.
“Seingat saya sejak mengajar disini hanya 1 kali mendapatkan perhatian dari pemerintah kalau tidak salah hanya rehap sedang saja,” ungkapnya.
Senada yang disampaikan Yatik guru TK senior, mengungkapkan sebenarnya gedung TK Banyuanyar sudah sering kali dilakukan perbaikan, terutama dibagian plafon dan kayu penyangga atap genteng, tapi tidak bertahan lama dan kembali rusak.
“Kami tetap berupaya agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan mempertimbangkan keselamatan anak didik,” paparnya.
Sementara ketua Yayasan Pendidikan Banyuanyar Heru Susanto ketika dikonfirmasi membenarkan kalau kondisi fisik gedung TK Banyuanyar sudah sangat memprihatinkan, namun pihaknya sudah tidak bisa berbuat banyak mengingat kondisi gedung atapnya sudah sangat parah dan sewaktu waktu bisa ambruk.
“Kami hanya bisa berupaya dan bertahan melakukan perbaikan disesuaikan dengan kemampuan keuangan sekolah,” katanya.
Lanjut Heru, demi memberikan rasa aman dan nyaman pada anak-anak didik, pihaknya sepakat ruang guru difungsikan jadi ruang kelas. Sementara ruang guru terpaksa menempati gudang tempat menyimpan mainan yang lebarnya hanya 1,5 meter panjang 3 meter, karena ruangannya sempit akibatnya udara jadi pengap dan lembab.
Ia menjelaskan, sebenarnya pihaknya pada tahun ajaran baru nanti masih kebingungan mencari solusi karena TK Banyuanyar hanya mempunyai 3 ruang kelas dan 1 ruang guru. Namun yang ruang guru sekarang sudah dialih fungsikan menjadi ruang kelas siswa. Dan berencana tahun ajaran baru ini akan mengosongkan salah satu ruang kelas sebagai antisipasi gedung ambuk sewaktu-waktu.
“Kami bingung mas, kelas kami sudah over kapasitas mengingat jumlah siswa didik kami berjumlah 52 ditambah siswa baru yang sudah mendaftar untuk tahun ajaran baru sebanyk 38 anak, jadi total keseluruhan mencapai 90 siswa. Sementara pagunya per kelas idealnya hanya 15 siswa untuk 1 orang guru,” jelasnya.
Ia menegaskan, pihaknya sudah menyampaikan aspirasi ke pengawas TK dan Kepala Dinas Pendidikan Sampang melalui Kabid PNFI/PAUD Subairiyanto terkait kondisi fisik TK Banyuanyar tersebut, semoga saja laporan itu cepat mendapatkan respon.
“Kami juga berharap semoga Bupati dan Bunda Paud Hj. Mimin Slamet Junaidi terketuk hatinya untuk memikirkan kondisi fisik gedung sekolah kami, mengingat bahaya yang senantiasa mengancam jiwa anak didik kami yang notabene masih berusia dini,” pungkasnya.
Penulis. : Tricahyo
Editor. : Heru