petajatim.co, Sampang – Sejumlah Siswa SMA di Kota Sampang terjaring rasia yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) Kabupaten Sampang. Petugas melakukan razia terhadap para pelajar yang berkeliaran di luar pada saat jam pelajaran berlangsung.
Dari hasil operasi yang dilakukan petugas Satpol PP tersebut, terjaring sebanyak 7 siswa SMAN 1 Sampang yang sedang asyik bermain game Play Station (PS) dan sebagian bermain di tempat Billyard. Total sebanyak 16 pelajar dari berbagai sekolah yang telah dijaring petugas pada Hari Senin (30/9/2019).
Choirijah, Kabid Penegakan Perda dan Ketertiban Umum, Satpol PP Sampang, menyatakan, pihaknya sangat menyayangkan dengan tindakan pemilik usaha PS yang berusaha menyembunyikan keberadaan para pelajar saat hendak ditertibkan di tempat permainannya. Seharusnya pemilik game memperlakukan larangan bagi para pelajar pada saat jam sekolah.
“Kita tidak bisa hanya menyalahkan siswa dalam hal ini, sebab pada saat jam sekolah maka menjadi tanggung jawab sekolah. Jadi apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lalu siapa nanti yang harus bertanggung jawab,”papar Choirijah.
Kabid yang kerap terjun langsung ke lapangan itu, menambahkan, untuk mengantisipasi siswa berkeliaran diluar sekolah, seharusnya jika ada guru yang tidak bisa mengajar berkoordinasi dengan guru pengganti. Sehingga siswa tidak ada yang bolos karena ada yang mengawasi atau di beri tugas agar siswa tetap berada di kelas.
Merasa malu karena anaknya kena razia, salah satu wali murid ( tidak mau disebut namanya), SMAN 1 Sampang, ditemui saat berada di kantor Satpol PP Sampang menyampaikan, dirinya sangat kecewa dengan Guru SMAN 1 Sampang yang tidak bisa menerapkan disiplin terhadap siswa didiknya. Padahal sebagai sekolah favorit dengan segudang prestasi namun tidak dapat menerapkan sistem pendidikan yang baik.
“Terjaringnya beberapa siswa SMAN 1 yang sedang bolos, membuktikan bahwa tugas pokok dan fungsi bagian kesiswaan tidak berjalan optimal. Ini menunjukkan pendidikan karakter di SMA 1 Sampang telah gagal,” ujarnya dengan nada kecewa.
Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 1 Sampang, Romli melalui humas sekolah Nur Kholid menyampaikan, apapun alasannya tindakan siswa – siswa yang terjaring rasia Satpol PP karena berkeliaran dijam sekolah memang tidak dibenarkan dan mereka akan mendapat pembinaan dari guru BK nantinya.
“Memang hari ini ada pemeriksaan dari pengawas Disdik Provinsi Jarum terhadap 10 guru yang memakan memakan waktu cukup lama. Sehingga ada kelas yang kosong tidak ada guru penggantinya untuk memberikan beberapa tugas agar siswa tidak keluar dari kelas, dan kasus siswa bolos tersebut baru kali ini terjadi di SMAN 1 Sampang,” tukas Nur Kholid. (tricahyo/her)