• Kontak
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Cyber
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
Peta Jatim
  • Beranda
  • REGIONAL
    • NASIONAL
    • INTERNATIONAL
    • DAERAH
    • DESA
  • POLITIK
    • HUKUM DAN PEMERINTAHAN
  • EKONOMI DAN BISNIS
    • MANAJEMEN
    • PROPERTI
    • UKM
    • PERBANKAN
  • TEKNOLOGI
    • INFORMATIKA
  • PENDIDIKAN
  • LAINNYA
    • OLAHRAGA
      • KESEHATAN
    • PROFIL TOKOH
    • TRAVEL
      • KULINER
    • BUDAYA
  • BREAKING NEWS
No Result
View All Result
  • Beranda
  • REGIONAL
    • NASIONAL
    • INTERNATIONAL
    • DAERAH
    • DESA
  • POLITIK
    • HUKUM DAN PEMERINTAHAN
  • EKONOMI DAN BISNIS
    • MANAJEMEN
    • PROPERTI
    • UKM
    • PERBANKAN
  • TEKNOLOGI
    • INFORMATIKA
  • PENDIDIKAN
  • LAINNYA
    • OLAHRAGA
      • KESEHATAN
    • PROFIL TOKOH
    • TRAVEL
      • KULINER
    • BUDAYA
  • BREAKING NEWS
No Result
View All Result
Peta Jatim
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home LAINNYA PERTANIAN

Capai Ketahanan Pangan Pemerintah Harus Merubah Pola Pikir dan Kebijakan

by redaksi
Senin, 16 September 2019 | 07:09
in PERTANIAN
0
Capai Ketahanan Pangan Pemerintah Harus Merubah Pola Pikir dan Kebijakan

Ketahanan pangan akan berhasil apabila pola pikir pemerintah bisa berubah.

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

 

petajatim.co, Jakarta -Ketahanan pangan (food security) merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan.

” Ketahanan pangan akan berhasil apabila pola pikir pemerintah bisa berubah,” ujar pengamat pangan dan pelaku usaha organik Wibisono,SH,MH kepada petajatim.co, di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Pengamat Pangan Wibisono,SH,MH

Lanjutnya, sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu, karena ketahanan pangan salah satu ancaman perang modern.

“Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional,” terang Wibi.

Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama. Pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi 1997/1998, yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.

Baca Juga  Politisi Senayan Slamet Ariyadi Ungkap Cara Mafia Pupuk Subsidi Bermain

Saat ini pemerintah selalu import komoditi pangan, seperti beras, garam, kedelai, gandum,gula mentah, dan bahan- bahan pangan yang lain. Langkah pemerintah selalu dilakukan berulang-ulang selama ini.

“Pertanyaannya, siapa yang salah? kebijakan atau pola pikir menterinya yang salah?” tanya  Wibi.

Jawabannya, kata Wibi, adalah keduanya salah, baik kebijakan ataupun pola pikirnya.

Menurutnya, pertama dalam kebijakan menerapkan “Redefinisi” Pupuk dalam pengelolaan tanah dan budidaya penanaman semua jenis tanaman pangan (terutama padi) yaitu harusnya 80% memakai pupuk hayati- pupuk organik/ dan kompos, 20% pupuk kimia terbatas, bukan sebaliknya, sehingga mengakibatkan tanah rusak atau tandus

Yang kedua adalah, penguatan community development dan yang ketiga adalah membangun platform ketahanan pangan untuk mendapatkan data base yang benar.

“Inilah yang harus dilakukan pemerintah agar ketahanan pangan bisa tercapai, terutama dalam mewujudkan swasembada beras yang berkelanjutan, ” tegas Wibi.

69 Persen Lahan Pertanian Rusak, Ketahanan Pangan Indonesia Terancam

Saat ini Pemerintah Indonesia dinilai gagal dalam mempertahankan kedaulatan pangan. Salah satu penyebab kegagalan itu karena faktor kerusakan tanah yang luas akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang tidak bijak atau berlebihan.

Baca Juga  Upaya Dipertan Sampang Percepatan Regenerasi Petani Untuk Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Negara

Merujuk pada data dari Tech-Cooperation Aspac FAO menyebutkan, sekitar 69 persen tanah pertanian di Indonesia dikategorikan sudah rusak parah (tandus) lantaran penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan. Dengan kondisi demikian, diramalkan ketahanan pangan (food security) hingga 2050 Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim.

” Namun justru masalah banjir, kekeringan, dan serangan hama, selalu dijadikan kambing hitam masalah gagal pangan,” kata Wibi.

Wibi menambahkan, selama ini pemerintah pusat belum punya perencanaan yang matang. Misalnya kebutuhan beras 2 juta ton, maka seharusnya angka produksinya 2,5 juta ton sehingga ada stok 0,5 juta ton. “Kita belum sampai ke sana,” ujarnya.

Di samping itu, masalah lain faktor rendahnya sentuhan teknologi oleh petani lantaran minimnya ilmu pengetahuan. Misalnya, banyak petani yang tidak dapat mengukur power of hydrogen (PH) tanah atau obat-obatan apa saja yang tidak boleh digunakan. Selain itu, banyak pula petani yang tidak bisa memilih benih unggul.

Salah satu kendalanya masalah biaya produksi beras di Indonesia cukup tinggi, salah satu kontribusinya dari pembelian pupuk. Lihat saja datanya, biaya produksi beras Indonesia selama ini sebesar Rp 5.900 per kilogram. Bandingkan dengan biaya produksi beras di Vietnam yang sebesar Rp 2.300 per kilogram, Australia Rp 1.800 per kilogram, dan Amerika Serikat Rp 900 per kilogram.

Wibi khawatir, jika tidak ada terobosan dalam hal teknologi, Indonesia akan tetap jadi pengimpor beras abadi. Sementara sekitar 40 juta petani padi di Indonesia itu menghidupi 246 juta jiwa penduduk Indonesia.

Baca Juga  Cegah Penyelewengan, Slamet Ariyadi Dorong Pemerintah Bentuk Tim Pengawasan Pupuk Bersubsidi

Oleh sebab itu, kata dia, perlu ada program perbaikan tanah secepatnya atau soil amendment programme (program pembugaran tanah) dengan memperbaiki sifat biologi tanah. Selama ini kita hanya memperhatikan sifat fisika dan kimia saja, sementara aspek biologi tidak pernah dipikirkan.

ADVERTISEMENT

“Nenek moyang kita zaman dulu tidak ada pupuk, tapi bisa menanam dan panen. Pada saat intensif menggunakan pupuk, produksi malah turun atau terjadi gagal panen,” katanya.

ADVERTISEMENT

Solusinya adalah menerapkan Redefinisi pupuk yang benar dan mengelola tanah dengan technologi pertanian yang modern seperti digital farming.

Saya sendiri mempunyai konsep ingin membangun peningkatan ketahanan pangan nasional dengan menjaga aspek-aspek strategis peningkatan ketahanan pangan.

“Caranya yakni membangun Platform Food Security dan membangun sistem pertanian modern ramah lingkungan dengan pemanfaatan Biofertilizer organik,” pungkas Wibisono.

(Jk)

Pengunjung : 22
ShareTweetSendShareShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Harga Anjlok, Petani Berharap Pemkab Sampang Intervensi Tata Niaga Tembakau

Next Post

FKPM Sampang Sasar Rutan Kelas II B Sampang Beri Pelatihan Warga Binaaan.

Related Posts

PERTANIAN

Hindari Kelangkaaan, Pemprov Jatim Perkuat Peran Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida

17 Februari 2022
PERTANIAN

Pupuk Indonesia Ancam Pecat Distributor dan Kios Nakal di Madura

9 Februari 2022
PERTANIAN

Stok Pupuk Subsidi di Sampang Masih Aman, Tersedia 1.194 Ton

21 Desember 2021
PERTANIAN

Disperta-KP Sampang Minta Kios Tak Permainkan Harga Pupuk Bersubsidi

17 Desember 2021
PERTANIAN

Produksi Tembakau di Sampang Meningkat Signifikan Dibanding Tahun Kemarin

27 November 2021
PERTANIAN

Tanaman Porang Memberikan Harapan Baru Bagi Petani Sampang

7 September 2021
Next Post
FKPM Sampang Sasar Rutan Kelas II B Sampang Beri Pelatihan Warga Binaaan.

FKPM Sampang Sasar Rutan Kelas II B Sampang Beri Pelatihan Warga Binaaan.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Terungkap Mayat Gadis Asal Pao Pale Laok, Ketapang Dibunuh Pacarnya Karena Hamil

Terungkap Mayat Gadis Asal Pao Pale Laok, Ketapang Dibunuh Pacarnya Karena Hamil

1 Februari 2021
Nodai Keponakan, Tersangka Asal Ombul Itu Pernah Dihukum Dalam Kasus Pencabulan

Nodai Keponakan, Tersangka Asal Ombul Itu Pernah Dihukum Dalam Kasus Pencabulan

12 Juni 2020

Kasus Penusukan Terhadap Pemuda Asal Bringkoning di Pao Pale Daya Bermotif Cemburu

9 Oktober 2021

Belajar Otodidak, Warga Tlambah Tak Lulus SD Ini Mampu Terbangkan Replika Pesawat Garuda

10 Agustus 2021
Potret Kekompakan Bupati dan Wabup Sampang, Aktif Turba ke Desa untuk Bantu Warga Miskin

Potret Kekompakan Bupati dan Wabup Sampang, Aktif Turba ke Desa untuk Bantu Warga Miskin

0
13 Manfaat Mengejutkan Kunyit dari Kecantikan Sampai Kesehatan

13 Manfaat Mengejutkan Kunyit dari Kecantikan Sampai Kesehatan

0
Ingin Otakmu Selalu Sehat? Coba Lakukan Gerakan Ini Yuk Ladies

Ingin Otakmu Selalu Sehat? Coba Lakukan Gerakan Ini Yuk Ladies

0
Manfaat olahraga rutin bagi kesehatan otak

Manfaat olahraga rutin bagi kesehatan otak

0
Potret Kekompakan Bupati dan Wabup Sampang, Aktif Turba ke Desa untuk Bantu Warga Miskin

Potret Kekompakan Bupati dan Wabup Sampang, Aktif Turba ke Desa untuk Bantu Warga Miskin

4 Februari 2023
DPW PAN Jatim : Slamet Junaidi dan Abdullah Hidayat Pasangan Strong Leader

DPW PAN Jatim : Slamet Junaidi dan Abdullah Hidayat Pasangan Strong Leader

31 Januari 2023
Bupati Slamet Junaidi Resmikan Jalan Lingkar Selatan Sampang

Bupati Slamet Junaidi Resmikan Jalan Lingkar Selatan Sampang

31 Januari 2023
10 Tahun Mangkrak, SPAM IKK Karang Penang Sampang Akhirnya Diresmikan

10 Tahun Mangkrak, SPAM IKK Karang Penang Sampang Akhirnya Diresmikan

30 Januari 2023

Recent News

Potret Kekompakan Bupati dan Wabup Sampang, Aktif Turba ke Desa untuk Bantu Warga Miskin

Potret Kekompakan Bupati dan Wabup Sampang, Aktif Turba ke Desa untuk Bantu Warga Miskin

4 Februari 2023
DPW PAN Jatim : Slamet Junaidi dan Abdullah Hidayat Pasangan Strong Leader

DPW PAN Jatim : Slamet Junaidi dan Abdullah Hidayat Pasangan Strong Leader

31 Januari 2023
Bupati Slamet Junaidi Resmikan Jalan Lingkar Selatan Sampang

Bupati Slamet Junaidi Resmikan Jalan Lingkar Selatan Sampang

31 Januari 2023
10 Tahun Mangkrak, SPAM IKK Karang Penang Sampang Akhirnya Diresmikan

10 Tahun Mangkrak, SPAM IKK Karang Penang Sampang Akhirnya Diresmikan

30 Januari 2023
ADVERTISEMENT
Peta Jatim

Kami menyediakan berbagai macam berita yang terupdate bagi pembaca semua. Semoga bisa memberikan informasi yang akurat serta berguna.

Follow Us

Kanal

Pemerintahan
Ekonomi dan Bisnis      
Hukum
Budaya
Humaniora
Informatika
Kesehatan
Kinerja
Kriminal
Kuliner
Internasional
Lingkungan
Manajemen
Pendidikan
Nutrisi Qalbu      
Olahraga
Peristiwa
Pertanian
Politik
Profil Tokoh
Teknologi
TNI Polri
Travel
UKM

Kanal Daerah

Banyuwangi      
Nasional
Daerah
Desa
Internasional      
Sumenep
Regional
Sampang
Jawa Timur
  • Kontak
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Cyber
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

© 2020 PetaJatim - Situs Berita dan Informasi Jawa Timur.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • REGIONAL
    • NASIONAL
    • INTERNATIONAL
    • DAERAH
    • DESA
  • POLITIK
    • HUKUM DAN PEMERINTAHAN
  • EKONOMI DAN BISNIS
    • MANAJEMEN
    • PROPERTI
    • UKM
    • PERBANKAN
  • TEKNOLOGI
    • INFORMATIKA
  • PENDIDIKAN
  • LAINNYA
    • OLAHRAGA
      • KESEHATAN
    • PROFIL TOKOH
    • TRAVEL
      • KULINER
    • BUDAYA
  • BREAKING NEWS

© 2020 PetaJatim - Situs Berita dan Informasi Jawa Timur.