PERTANIAN

Cuaca Ekstrem, Petani Ketar-Ketir Tanaman Tembakau Akan Rusak

109
×

Cuaca Ekstrem, Petani Ketar-Ketir Tanaman Tembakau Akan Rusak

Sebarkan artikel ini
Tanaman tembakau yang baru di tanam tengah di guyur hujan deras.

PETAJATIM.co, Sampang  – Sejumlah petani tembakau di Kabupaten Sampang, harus mengeluarkan biaya ekstra akibat cuaca yang tidak menentu dengan curah hujan tinggi membuat tanaman tembakau terendam air dan mati, sehingga petani melakukan penanaman ulang.

Apalagi belakangan ini di wilayah Kabupaten Sampang intensitas hujan kerap mengguyur wilayah Sampang. Sehingga, sawah milik petani yang ditanami tembakau otomatis terguyur, bahkan terendam air hujan.

Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang, Nurul Hayati mengatakan, bahwa petani tembakau di wilayah kerjanya mulai melakukan penanaman sejak akhir April 2021 lalu.

Namun hingga saat ini, penanaman tembakau di wilayah kerjanya masih belum merata mengingat cuaca tidak menentu.

“Jadi kami belum bisa melakukan pendataan apakah tahun ini petani tembakau lebih banyak dari tahun sebelumnya,” terangnya.

Lanjut Nurul , sedangkan untuk petani tembakau yang paling banyak sudah melakukan penanaman yakni di wilayah Utara Sampang, salah satunya Kecamatan Sokobanah dan daerah pinggiran Kota Sampang.

Namun, kondisinya memprihatinkan alias banyak yang layu karena terguyur hujan, terlebih usia tembakau masih muda, sehingga berpotensi rusak.

“Sesuai pemantauan kemarin di Kecamatan Sokobanah, banyak tembakau yang layu karena di guyur hujan,” tutur Nurul Hayati

“Tapi kami belum bisa memastikan apakah tanaman itu rusak, hanya saja sangat berpotensi dilakukan penanaman ulang bila kedepannya sering turun hujan karena tembakau tidak bisa menyerap banyak air,” paparnya.

Ia berharap kepada para petani agar memperhatikan kondisi sawah, tepatnya pada saluran air.

Sebab, di tengah cuaca yang tidak menentu saat ini saluran air merupakan solusi efektif agar tidak terjadi gagal panen.

“Jadi petani harus memperhatikan saluran air pada sawahnya, terutama bagi pemilik sawah yang berlokasi bukan pegunungan, karena kondisi tanahnya rata,” pungkasnya.

Penulis. : Tricahyo
Editor. : Heru