KINERJA

Diduga Tak Sesuai Spek, Proyek Penimbunan Bahu Jalan Sampang – Ketapang Jadi Sorotan

54
×

Diduga Tak Sesuai Spek, Proyek Penimbunan Bahu Jalan Sampang – Ketapang Jadi Sorotan

Sebarkan artikel ini
Bahan material bahu jalan ruas jalan provinsi Sampang - Ketapang yang menjadi sorotan warga

petajatim.co, Sampang – Proyek penimbunan bahu jalan raya Provinsi yang menghubungkan Sampang – Ketapang yang dijalankan oleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa timur di Sampang menuai sorotan warga.

Pasalnya bahan material yang digunakan untuk penimbunan bahu jalan tepatnya dititik pengerjaan dimulai dari jalan raya Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang diduga tak sesuai spek.

Mahrus,45, warga Desa Ketapang Laok mengatakan, proyek tersebut tujuannya baik untuk meratakan bahu jalan yang dalam. Sehingga ruas jalan menjadi lebih aman saat dilewati para pengendara.

Akan tetapi, bahan material yang digunakan untuk penimbunan diduga tidak sesuai spek. Indikasinya, timbunan bahu jalan menggunakan sirtu bisa. Padahal, kondisi itu bisa berdampak terhadap kualitas proyek.

“Bahan timbunan menggunakan sirtu biasa. Lebih banyak pasir dibandingkan batunya,” ucapnya. Rabu (06/11/19).

Kontraktor asal Kecamatan Ketapang itu mengatakan, seharusnya sirtu yang digunakan dalam proyek tersebut lebih bagus dari yang ada saat ini. Artinya, lebih banyak batu dibandingkan pasir. Sehingga, saat hujan bahu jalan tidak licin dan berlumpur.

“Kalau sudah terkena hujan, bahu jalan bisa lembek dan berlumpur. Itu bisa membahayakan keselamatan pengendara, diperparah kondisi ruas jalanya cukup sempit,” katanya.

Sementara itu, Koordinator pengawas jalan UPT PU Bina Marga Provinsi Jatim di Sampang, Mohammad Tami menjelaskan, proyek tersebut merupakan program pemeliharaan rutin jalan raya Sampang – Ketapang. Setiap bahu jalan yang dalam dan tidak rata akan ditimbun.

Tapi saat ditanyakan terkait dengan sorotan warga bahwa tak sesuai, ia membantah keras tudingan tersebut. Pihaknya mengklaim bahwa, bahan material (sirtu) yang digunakan untuk penimbunan bahu jalan di lokasi sudah sesuai perencanaan. Proyek itu dikerjakan secara swakelola oleh dinas. Sementara, untuk volume pengerjaan akan diukur setelah pengerjaan selesai.

“Bahan timbunan memang menggunakan sirtu biasa. Karena jenis pengerjaannya bukan berbentuk beton atau telfot. Melainkan, hanya sebatas timbunan biasa,” kilahnya.

Ditanya berapa anggaran dalam proyek tersebut? Pria asli Sampang itu berdalih tidak hafal karena paket pengerjaan dipecah di beberapa titik lokasi. “Proyek itu ditargetkan rampung pada Desember 2019,” pungkasnya. (nal/her)