KESEHATAN

Dinkes Sampang Bentuk Tim Investigasi Periksa Kasus Meninggalnya Pasien Klinik Sukma Wijaya

150
×

Dinkes Sampang Bentuk Tim Investigasi Periksa Kasus Meninggalnya Pasien Klinik Sukma Wijaya

Sebarkan artikel ini
Petugas Klinik Sukma Wijaya saat melayani pasien.

PETAJATIM.co, Sampang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sampang akhirnya turun tangan mendalami peristiwa meninggalnya pasien atas nama Bahri usai menjalani operasi di klinik Sukma Wijaya pada Sabtu (22/08/2020) lalu.

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dinahkodai Agus Mulyadi itu telah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi secara mendalam, agar dapat diungkap secara transparan apa sebenarnya penyebab meninggalnya pasien di klinik tersebut.

Plt Kepala Dinkes Sampang Agus Mulyadi mengatakan, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terkait dengan kejadian di klinik Sukma Wijaya yang sampai mengakibatkan pasien meninggal dunia.

“Tim audit sudah memanggil pihak klinik Sukma Wijaya untuk dimintai keterangan perihal meninggalnya pasien usai operasi hernia,” katanya, Rabu (26/08/2020).

Agus mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan terhadap setiap kejadian yang terjadi di rumah sakit dan klinik swasta. Utamanya terkait dengan tindakan atau pelayanan medis yang diberikan.

Pihaknya akan mengeluarkan surat rekomendasi apabila layanan kesehatan yang diberikan oleh klinik Sukma Wijaya terhadap pasien terbukti tak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

“Kami akan terus melakukan pendalaman terkait kejadian ini, kalau memang terbukti ada unsur kelalaian dari pihak klinik. Maka kami akan mengeluarkan sanksi sesuai dengan ketentuan,” tegasnya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Sampang Mohammad Iqbal Fatoni mendukung upaya Dinkes Sampang dalam mengungkap kasus meninggalnya pasien klinik Sukma Wijaya pasca operasi hernia.

Politikus PPP itu meminta agar pihak klinik Sukma Wijaya memberikan bukti secara medis, apakah pasien itu meninggal akibat serangan jantung atau karena ada kesalahan dalam tindakan dan layanan dari tim medis.

“Permasalah ini harus segera diselesaikan karena ini berkaitan dengan kredibilitas dan kebaikan pelayanan kesehatan di klinik. Jangan sampai kejadian ini membuat dokter tidak berani mengambil tindakan medis terhadap pasien yang menderita penyakit kronis,” kata Iqbal.

Sebelumnya, seorang pasien atas nama Bahri (64) warga asal Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang meninggal dunia setelah menjalani operasi hernia di Klinik Sukma Wijaya, jalan KH. Agus Salim Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Kota.

Pihak klinik mengatakan bahwa kematian Bahri disebabkan karena serangan jantung dan juga faktor usia. Sementara dari pihak keluarga menuding jika penyebab kematian pasien dikarenakan pelayanan yang tidak maksimal.

Ceritanya, almarhum Bahri dibawa ke klinik Sukma Wijaya pada Sabtu pukul 11.00 Wib karena sakit hernia. Setelah diperiksa dokter mengharuskan untuk dilakukan operasi. Pukul 13.00 pasien dibawa ke ruang operasi dan dua jam kemudian atau pukul 15.00 operasi selesai, selanjutnya pasien langsung dipindahkan ke ruang rawat inap.

Menurut Mujahid anak almarhum Bahri, pada saat dipindah ke ruang rawat, kondisi pasien masih dalam keadaan sadar dan tidak mengeluh sakit. Tidak lama kemudian sejumlah perawatan datang untuk menyuntikkan obat.

Setelah disuntik pasien langsung kejang dan meninggal dunia. Kata perawat di sana meninggalkannya itu karena serangan jantung, padahal semasa hidup pasien tidak punya riwayat penyakit jantung. (nal/her)