PETAJATIM.co, Sampang – Pemerintah Kabupaten Sampang gencar melaksanakan proyek pembangunan jalan rabat beton. Alasannya, proyek ready mix dinilai lebih berkualitas dan tahan lama dibandingkan hotmix dan lapisan penetrasi (lapen).
Berdasarkan data yang dihimpun media ini. Sejak 2019 sampai dengan tahun ini Pemkab melaksanakan sejumlah proyek peningkatan struktur jalan kabupaten. Diantaranya, jalan Kedungdung-Bringkoning, Tambelangan-Banyutes dan Gunung Rancak-Tobai Timur. Proyek pembangunan jalan tersebut ditargetkan rampung pada 2022 mendatang.
Dibeberapa acara Bupati Sampang H. Slamet Junaidi sering menyampaikan bahwa proyek betonisasi jalan merupakan salah satu program prioritas yang tertuang dalam visi misi Sampang Hebat Bermartabat. Yakni mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas dan berintegritas.
Bupati tidak suka jika ada proyek pembangunan jalan yang didanai dari APBD menggunakan hotmix atau lapen. Ia mengungkapkan bahwa selama ini banyak pekerjaan hotmix dan lapen di Sampang yang hanya bertahan 3-4 bulan. Karena itu, setiap proyek pembangunan jalan dilaksanakan betonisasi. Kecuali program dari pusat yang juklak dan juknisnya sudah ditentukan.
Bupati menegaskan jika program betonisasi jalan poros Kabupaten dilaksanakan semata-mata untuk kepentingan masyarakat dan untuk pembangunan yang lebih baik. Bukan program akal-akalan yang hanya bertujuan untuk memperkaya diri, kelompok dan golongan.
Oleh karena itu, Haji Idi menekankan kepada dinas terkait, stakeholder serta para pemangku kepentingan di Sampang agar bekerja dengan baik, pakai hati dan jangan pakai nafsu. Sayangnya, tidak semua pihak bisa sepaham dan sejalan dengan keinginan bupati dalam membangun Kota Bahari.
Buktinya, selama ini sering ditemukan ada pelaksanaan proyek rabat beton yang diduga tidak sesuai spesifikasi dan ketentuan. Penyebabnya, karena proyek itu sudah retak dan pecah saat masih dalam tahap pengerjaan atau sebelum masuk masa pemeliharaan. Seperti yang terjadi pada proyek peningkatan struktur jalan Panggung-Pangilen.
Akan tetapi, seperti apapun kondisi yang ada dilapangan. Instansi terkait dan pihak pelaksana proyek sama-sama berdalih jika kerusakan bukan disebabkan kualitas pengerjaan rendah. Dan disitu juga masih ada masa pemeliharaan sehingga perbaikan bisa langsung dilakukan oleh pihak pelaksana.
Menanggapi itu, anggota Komisi III DPRD Sampang Mohammad Farfar mengatakan selama ini Bupati Slamet Junaidi sudah bekerja keras dan all out untuk memajukan pembangunan di Sampang.
Pemkab banyak mendapat kucuran dana atau program dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan pusat untuk pembangunan infrastruktur. Pihaknya mengapresiasi program peningkatan struktur jalan poros kabupaten yang dilaksanakan oleh Pemkab. Sebab, pembangunan infrastruktur tersebut dapat meningkatkan mobilitas dan perekonomian masyarakat.
Akan tetapi, sampai sekarang pelaksanaan program tersebut dirasa kurang maksimal. Instansi terkait belum bisa mengimbangi semangat bupati dalam melaksanakan program pembangunan.
Menurut Farfar selama ini setiap ada proyek pembangunan yang rusak pasti dinas terkait beralasan masih ada masa pemeliharaan dan semacamnya. Masa pemeliharaan proyek selalu jadi kartu AS untuk menutupi atau menyembunyikan dugaan penyimpangan dalam pengerjaan proyek.
Pola seperti itu sama halnya bermain ‘petak umpet’, pemain harus cari tempat sembunyi yang paling aman supaya tidak ditemukan oleh si pencari.
“Kalau seperti itu terus kapan selesainya pembangunan di Sampang ? masak setiap tahun kita hanya sibuk memperbaiki,” tandas Politikus Partai Hanura itu.
Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru