KINERJA

Hari Kedua Kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila, Pengurus JPM Dibekali Tentang Literasi Digital dan Kearifan Lokal

58
×

Hari Kedua Kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila, Pengurus JPM Dibekali Tentang Literasi Digital dan Kearifan Lokal

Sebarkan artikel ini
Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo usai mengisi materi di kegiatan pembekalan Penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila Jejaring Panca Mandala (JPM) di Surabaya Jawa timur.

PETAJATIM.co, Surabaya – Pelaksanaan kegiatan pembekalan penguatan pembinaan ideologi Pancasila bagi pengurus Jejaring Panca Mandala (JPM) Provinsi Jawa Timur masih berlangsung.

Di hari kedua ini peserta dibekali 2 materi. Pertama, tentang literasi digital Pancasila melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan materi kedua yaitu menggali mutiara Pancasila berbasis kearifan lokal Nusantara.

Materi pembekalan tentang literasi digital Pancasila disampaikan oleh Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo, PR., dan Direktur Pengkajian Implementasi Pembinaan Ideologi Pancasila, Toto Purbiyanto, S.Kom.,M.Ti.

Sementara untuk materi menggali mutiara Pancasila berbasis kearifan lokal nusantara disampaikan oleh Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP Dr. Irene Camelyn Sinaga, AP., M.Pd., dan sang budayawan sekaligus penyair terkenal asal Pulau garam Madura D. Zawawi Imron.

Dalam pemaparannya Antonius Benny Susetyo mengatakan bahwa literasi digital atau digital literasi adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, memaafkan, membuat dan mengkomunikasikan konten maupun informasi dengan kecakapan konektik dan teknikal.

“Literasi adalah kesadaran untuk memilah mana yang baik dan mana yang salah. Sehingga dengan kesadaran itu kita bisa menjadi komunitas pemutus kata bukan pegiat kata,” kata dia, Selasa (26/7/2022).

Ia mengatakan saat ini perkembangan teknologi semakin cepat dan akses komunikasi juga bisa didapatkan dengan cepat dan mudah. Bahkan hampir seluruh manusia di dunia menginginkan segala hal menjadi lebih praktis dan efisien. Kerena itu, literasi digital sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari sebagai acuan dalam menggunakan teknologi informasi.

Dengan kemajuan teknologi, masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam bermedia sosial. Semua informasi yang diterima harus dicek kebenarannya terlebih dahulu sebelum disebarluaskan pada masyarakat. Sebab, informasi negatif dan mengandung sara dapat merusak peradaban bangsa dan menghancurkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan.

“Kehancuran negara Suria, Libia, dan Libanon menjadi salah satu contoh bagaimana kekuatan digitalisasi menghancurkan keutuhan hidup berbangsa dan bernegara,” katanya.

Benny berharap pengurus JPM khususnya dari unsur media bisa memproduksi berita yang memuat tentang nilai-nilai Pancasila, budaya gotong royong dan tradisi lokal dengan konsep sederhana dan mudah dipahami masyarakat. Sebab, dengan menghidupkan budaya lokal maka paham radikalisme itu tidak bisa masuk dan akan hilang dengan sendirinya.

Menurutnya, peran media sangat penting bagi BPIP dalam mensosialisasikan dan membumikan nilai-nilai Pancasila sampai ke akar rumput. Media sebagai sarana edukasi kepada masyarakat, tanpa peran media sosialisasi BPIP tidak akan berjalan maksimal.

“Temen-temen JPM dari unsur media harus bisa bertindak lokal berfikir global. Artinya, beritanya membangkitkan kearifan tetapi bisa menjadi konten global,” ujar pria yang akrab disapa romo Benny itu.

Penulis : Zainal Abidin