PETAJATIM.co, Sampang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang memastikan kondisi harga dan ketersediaan bahan pokok di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) relatif stabil dan mencukupi hingga menjelang lebaran Idul Fitri.
Kasi Informasi Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang, Busar Wibisono mengatakan, harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional terpantau stabil. Seperti gula pasir, beras, mie instan, terigu, telur, cabai, minyak goreng, dan sayuran.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya bersama aparat Kepolisian sudah melakukan monitoring ke sejumlah pasar tradisional dan toko sembako di Kota Bahari. Hasilnya ketersediaan bahan pokok aman sampai lebaran nanti.
“Ketersediaan bahan pokok di pasar sekitar 35 ton. Jadi masih cukup dan relatif aman,” kata Busar, Sabtu (9/05/2020).
Menurut dia, pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan suplai bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Meski harga sembako terpantau stabil, namun harga komoditi lainnya seperti gula dan bawang merah mengalami kenaikan.
“Kenaikan gula pasir dan bawang merah memang lumrah. Apalagi di momentum bulan puasa dan menjelang lebaran, tapi masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Menurutnya kenaikan harga disebabkan banyak faktor, salah satu diantaranya masyarakat merasa khawatir terhadap penyebaran virus Corona. Sehingga konsumen cenderung melakukan aksi borong dengan membeli bahan pokok untuk stok selama masa pembatasan sosial dan Ramadan.
Selain itu, diperkirakan ada kendala pada produksi dan distribusi bahan pokok tersebut. Hal itu menyebabkan pasokan di pasar tidak seimbang dengan permintaan. Dengan demikian, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan pembelian secara berlebihan apalagi sampai melakukan penimbunan barang.
“Untuk saat ini stok gula pasir di Sampang sekitar 5 ton. Para distributor mengupayakan mengambil gula dari Lampung,” ucapnya.
Dalam kondisi saat ini memang beda dibandingkan bulan ramadan tahun-tahun sebelumnya, terutama bagi para pedagang daging. Biasanya minat pembeli cukup tinggi tapi akibat dampak pandemi corona sehingga daya beli masyarakat menurun drastis. Padahal selama memasuki bulan ramadan daging merupakan konsumsi favorit bagi pembeli.
Sejauh ini harga daging juga masih diangka normal. Rata-rata pedagang menjual dengan harga berkisar Rp 115 ribu per kilogram.
“Daya beli masyarakat tahun ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu, dapat dikatakan mengalami penurunan hampir 50 persen. Sehingga dagangan kami banyak yang nggak laku, jadi kalau dibilang rugi ia,” tutur Romlah salah satu pedagang daging di Pasar Srimangunan Sampang. (nal/her)