KINERJA

Kondisi Pasien Covid -19 di Karantina BPWS Bangkalan Dibiarkan Terlantar

1171
×

Kondisi Pasien Covid -19 di Karantina BPWS Bangkalan Dibiarkan Terlantar

Sebarkan artikel ini
Gedung karantina BPWS di Bangkalan terlihat kotor dan jorok.

PETAJATIM.co, Bangkalan – Angka pasien positif virus corona bahkan meninggal di Kabupaten Bangkalan sangat mengerikan. Sehingga petugas Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan Covid 19 melakukan upaya pencegahan penyebaran virus tersebut dengan melakukan penyekatan di jembatan Suramadu sisi Madura maupun di sisi Surabaya.

Penyekatan dengan melakukan tes swab bagi para pengendara roda dua maupun roda empat tersebut, setelah dilakukan tes antigen oleh petugas rupanya ada sejumlah masyarakat yang reaktif maupun positif Covid 19.

Beberapa pasien yang terbukti positif terpaksa harus di isolasi atau di karantina di Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) di Desa Pangpong Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan.

Namun sayangnya sejumlah pasien yang di karantina mengeluhkan dengan pelayanan kesehatan oleh para petugas di tempat tersebut. Karena pelayanan yang tidak optimal bahkan mengabaikan protokol kesehatan (prokes).

Para pasien yang terpapar Covid 19 itu berhari-berhari dibiarkan dalam ruang karantina tanpa mendapatkan pelayanan medis sama sekali. Sehingga dikhawatirkan kondisi pasien secara psikis maupun kesehatannya malah makin memburuk.

Seperti yang di ungkapkan salah satu pasien asal Desa Tebul Kecamatan Kwanyar, Bangkalan inisial (DN). Ia sudah tiga hari menjalani karantina di BPWS, tapi tidak kunjung ada kejelasan akan nasibnya karena tidak tenaga kesehatan (nakes) yang melayani layaknya pasien Covid 19.

“Saya sudah tiga hari di karantina disini, setiap hari hanya makan tidur. Tidak ada petugas yang menanyakan kondisi kesehatan saya, bahkan tidak mendapatkan pengobatan sama sekali. Sehingga saya bingung tidak tahu harus berbuat apa dan sampai kapan tinggal di tempat ini,” keluh DN Jum’at (18/6/2021).

Ia menuturkan, ada pasien seorang ibu yang membawa anak kecil sudah lama hari tinggal ditempat penampungan tersebut juga tidak mendapatkan pengobatan.

“Kasihan anaknya sering menangis karena tidak betah tinggal di sini,” tuturnya.

Senada juga di utarakan RHM. Ia merasa resah karena pasien reaktif maupun positif Covid 19 ditempatkan dalam satu ruangan. Sehingga dia khawatir penularan virus corona malah berpotensi lebih besar, karena tidak memperhatikan prokes.

“Saya rasa perlu ada evaluasi dari Tim Gugus Covid-19, terhadap tempat karantina BPWS tersebut. Karena kita bisa sama-sama melihat sendiri bagaimana satu ruangan di tempati puluhan pasien dan sama sekali tidak ada pelayanan kesehatan,” kata RHM.

Selain itu menurut RHM yang perlu di evaluasi kembali yakni tingkat kebersihan dan sterilisasi dari tempat karantina tersebut. Kondisinya tidak layak dijadikan sebagai tempat penyembuhan pasien karena kotor dan jorok.

“Sejauh mata kita memandang,mulai dari dalam ruangan sampai luar ruangan banyak sampah berserakan dimana-mana. Tidak hanya itu selama empat hari disini sprei dan bantal tempat tidur pasien tidak pernah diganti oleh petugas. Jadi bukannya sembuh malah akan semakin sakit,” tukasnya.

Saat Media mencoba konfirmasi kepada petugas karantina yang berpakaian APD lengkap. Malah disarankan untuk konfirmasi kepada koordinator petugas karantina tapi sayangnya yang bersangkutan tidak ada ditempat.

Penulis : Jamal
Editor : Heru