PETAJATIM.co, Sampang – Pelaksanaan program padat karya berupa proyek pembangunan saluran drainase di ruas jalan nasional Sampang-Pamekasan-Sumenep, Madura mendapat sorotan dari LSM Garuda Kencana Nusantara Indonesia (GKNI) Sampang. Pasalnya, infrastruktur yang baru dibangun sekitar satu bulan lalu itu kini sudah rusak.
“Padahal itu bangunan baru, tapi sayang kualitasnya rendah, saya lihat bangunannya sudah banyak yang retak dan mengelupas,” kata Ketua GKNI Sampang, Agus Wedi, Sabtu (15/10/2022).
Agus mengatakan, program padat karya merupakan kegiatan pembangunan yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin. Tujuan utama dari program tersebut adalah untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat, terutama yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap.
Dalam pelaksanaan program padat karya, pemerintah menekankan untuk penggunaan SDM yang dimiliki desa. Di mana, pengelolaannya harus dilaksanakan oleh warga setempat dan tidak memanfaatkan jasa kontraktor atau pihak lain di luar desa.
Setiap pelaksanaan program ini juga harus dikerjakan secara transparan dan akuntabel. Di mana, program tersebut dapat diukur secara jelas, teknis, moral, hingga administratif.
Agus juga mengatakan, lemahnya pengawasan yang dilakukan dinas terkait mengakibatkan pengerjaan proyek tidak maksimal. Pihak pelaksana atau pemborong terkesan lebih mementingkan hasil yang didapat daripada menjaga kualitas dan mutu proyek.
“Sebetulnya program itu baik untuk kemajuan pembangunan di daerah hanya saja pelaksanaannya yang kurang maksimal,” ujarnya.
Saat ini, kata Agus Wedi, pihaknya masih mengumpulkan data terkait dengan proyek saluran drainase di lokasi tersebut dan akan melakukan kajian teknis di lapangan untuk mengukur kualitas dan mutu bangunan tersebut.
“Kalau ditemukan ada indikasi proyek dikerjakan asal-asalan, maka akan dilaporkan ke pihak berwajib dan kita juga akan melakukan aksi demo ke kantor perwakilan BPPJN di Pamekasan,” pungkasnya.
Penulis : Zainal Abidin