KINERJA

Pembangunan Terminal Ketapang Butuh Anggaran Dana Rp 2 Miliar

43
×

Pembangunan Terminal Ketapang Butuh Anggaran Dana Rp 2 Miliar

Sebarkan artikel ini
Terminal Ketapang saat tengah membangun shelter dengan menelan dana Rp 250 juta

petajatim.co, Sampang – Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang saat tengah melaksanakan pembangunan terminal Kecamatan Ketapang. Proyek pembangunan terminal di wilayah Pantura (Pantai Utara) itu ditaksir membutuhkan dana sebesar Rp 2 miliar bersumber dari APBD Sampang.

Kasi Angkutan dan Keselamatan Jalan Dishub Sampang, Heri Budiyanto, menjelaskan, mengingat keterbatasan anggaran sehingga program pembangunan terminal Ketapang dilaksanakan secara bertahap dimulai sejak 2018 lalu. Untuk tahun ini, Dishub telah membangun fasilitas shelter atau tempat pemberhentian bus atau mobil angkot.

“Sejauh ini pengerjaan pembangunan shelter hampir rampung dengan menelan anggaran dana 2019 sebesar Rp 250 juta,” jelas Heri Budiyanto, Senin (21/10/19).

Sedangkan pada tahap pertama 2018 lalu, pihaknya telah membangun pagar dan jalan sebagai penunjang fasilitas terminal dengan menghabiskan anggaran dana mencapai Rp 450 juta.

“Terminal Ketapang akan menjadi terminal dengan tipe C. Terminal akan mempunyai fasilitas lengkap, seperti minimarket, musola, taman bermain, dan ATM center,” ucapnya.

Dia menargetkan pembangunan terminal akan rampung pada 2021 mendatang. Tapi, itu tergantung pada ketersediaan anggaran yang dimiliki Pemkab. Untuk tahun depan, pihaknya sudah mengajukan anggaran Rp 500 juta kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk pembangunan ruang tunggu penumpang.

“Cepat tidaknya pembangunan terminal bergantung ketersediaan anggaran. Bahkan, bisa saja anggarannya dipangkas dan dialihkan ke program lain yang dianggap lebih prioritas,” katanya.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi I DPRD Sampang Ubaidillah meminta agar Dishub lebih optimal dalam menjalankan program pembangunan terminal Ketapang. Sebab, kenyataan dilapangan progres pengerjaan pembangunan shelter berjalan lambat, sehingga pihak rekanan yang mengerjakan proyek tersebut terpaksa diputus kontrak.

“Wilayah Pantura itu merupakan jalur nasional. Sehingga, sudah sepantasnya dibangun sebuah terminal yang representatif untuk mendongkrak perekonomian, ,” pungkasnya. (nal/her)