NASIONAL

Pengungsi Gempa Maluku Bebani Negara, Wiranto Minta Maaf

28
×

Pengungsi Gempa Maluku Bebani Negara, Wiranto Minta Maaf

Sebarkan artikel ini
Terkait pernyataannya yang dianggap menyinggung masyarakat Maluku, Wiranto minta maaf.

 

 

petajatim.co, Jakarta – Terkait ucapan Wiranto beberapa waktu lalu, yang menyebut pengungsi gempa Maluku bebani Negara, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto meminta maaf.

Permintaan maaf itu disampaikan Wiranto, di hadapan sejumlah tokoh Maluku yang dia undang di kantornya, Jumat (4/10).

Wiranto menegaskan, bahwa apa yang diucapkan tak ada maksud sedikitpun untuk melukai hati masyarakat Maluku yang sedang tertimpa musibah bencana gempa bumi Ambon.

” Dalam kesempatan ini saya sampaikan, kalau ada ucapan, kalimat, apabila dirasa mengganggu perasaan masyarakat di Maluku atau dianggap sakit hati, itu pasti bukan karena saya sengaja singgung. Tapi apabila ada yang tersinggung, sakit hati, secara resmi dan tulus, saya minta dimaafkan,” kata Wiranto.

Di hadapan para tokoh Maluku, Wiranto menjelaskan, pemerintah dan seluruh lembaga terkait terus berupaya melakukan langkah-langkah untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana gempa bumi di Maluku.

Apalagi, sebut dia, sampai saat ini masih banyak warga yang tinggal di pegunungan karena merasa ketakutan dengan adanya informasi gempa susulan dan tsunami besar akan terjadi.

Tokoh Maluku, Suadi Marassabesy memberi apresiasi sikap Wiranto yang mau meminta maaf di hadapan publik.

Kata Suadi, respon WIranto, ternyata melebihi dari apa yang diharapkan.

“ Tadinya kami harap beliau tidak usah minta maaf, tapi beliau telah menyampaikan permintaan maaf secara langsung,” ucap Suadi.

Persoalan ini bergulir dan menjadi bahan perbincangan di media sosial. Hal ini dipicu oleh ucapan Wiranto soal pengungsi gempa Maluku yang membebani Negara.  Wiranto menghimbau agar para pengungsi kembali ke rumah mereka masing-masing, sebab tak ada laporan dari badan resmi soal kemungkinan munculnya gempa susulan dan tsunami.

Bila tak kembali pulang, ucap Wiranto, hanya akan menambah jumlah pengungsi. Dan itu bisa membebani pemerintah pusat maupun daerah.

Pernyataan tersebut langsung direspon Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Besar Masyarakat Maluku ( KKBMM) yang kemudian menyatakan sikap tidak terima dengan pernyataan Wiranto, dan meminta pemerintah menghapus Maluku dari peta Indonesia, karena merasa sudah tidak dianggap.

(jok)