PETAJATIM.co, Sampang – Selain Jalan Raya Kota Sampang – Pemekasan – Sumenep, proyek preservasi jalan dan jembatan nasional di Madura tahun ini juga akan dilaksanakan diruas jalan Tanjung Bumi – Pamekasan – Sumenep. Untuk proyek itu, pemerintah pusat menganggarkan sebesar Rp 42 miliar, Senin (24/1/2022).
Proyek tersebut kini masih dalam tahapan lelang di web resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR. Tahapan tender sudah masuk pada evaluasi administrasi, kualifikasi, teknis dan harga.
Merujuk data yang tertera di LPSE Kementerian PUPR, 30 perusahaan jasa konstruksi mendaftarkan diri sebagai peserta lelang. Namun dari jumlah tersebut, hanya empat perusahaan yang menyodorkan penawaran harga.
Keempat perusahaan itu ialah, PT Amin Jaya Karya Abadi menawar Rp 30.140.690.800,00; PT Sandhi Artha Mandiri Rp 30.950.566.270,25; PT Masa Sinar Mulia senilai Rp 31.086.216.143,40; dan PT Trijaya Adymix dengan harga penawaran Rp 32.863.127.664,40.
Berdasarkan data yang dihimpun media ini, pada 2020 lalu proyek preservasi jalan raya Tanjung Bumi-Pamekasan-Sumenep menelan dana sebesar Rp 33 miliar. Lelang proyek dimenangkan PT Pembangunan Makmur Santoso dengan harga terkoreksi Rp 27 miliar.
Kemudian di 2021, Jalan raya Tanjung Bumi-Pamekasan-Sumenep kembali mendapat program preservasi. Anggaran yang dikucurkan pemerintah saat itu sebesar Rp 34 miliar. PT Amin Jaya Karya Abadi menjadi pemenang lelang fisik proyek ini dengan harga terkoreksi Rp 26 miliar.
Anggota Komisi V DPR RI Dapil XI Madura H. Syafiuddin Asmoro mengatakan, proyek preservasi jalan nasional merupakan program rutin dari Kementerian PUPR. Tujuannya, untuk menjaga kondisi jalan agar baik secara keseluruhan.
Secara khusus Ia berpesan kepada pemenang tender agar nantinya bisa bekerja profesional dan menghasilkan pekerjaan berkualitas. “Kami harap proyek tersebut dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan harapan pemerintah
Menurut dia, selama ini kualitas pengerjaan preservasi jalan nasional di Madura tidak begitu bagus. Pasalnya, baru ditambal sudah rusak. Aspalnya mudah mengelupas. Sehingga muncullah lubang jalan, ha itu sering ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat Kementerian PUPR.
“Pelaksanaan proyek preservasi harus betul-betul diawasi, agar tidak dikerjakan asal-asalan yakni asal tambal asal jadi,” tandas Politikus PKB itu.
Penulis : Zainal Abidin
Editor : Heru