PERISTIWA

Ruang Isolasi BLK Sampang Kini Dihuni 2 Pasien ODP

29
×

Ruang Isolasi BLK Sampang Kini Dihuni 2 Pasien ODP

Sebarkan artikel ini
Kantor BLK Sampang yang kini dijadikan ruang isolasi pasien Covid-19.

petajatim.co, Sampang – Ruang isolasi Balai Latihan Kerja (BLK) di Jalan Syamsul Arifin, Kelurahan Polagan, Kecamatan Kota Sampang saat ini tidak seperti biasanya karena dijaga ketat, tidak semua orang bisa masuk kecuali tenaga medis. Ketatnya penjagaan di BLK tersebut disebabkan ada 2 pasien yang masuk ruang isolasi.

Ketua Klaster Bidang Kesehatan Satgas Covid-19 Sampang, Asrul Sani saat dikonfirmasi mengatakan, seperti yang disampaikan oleh tim medis dari Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) dr Muhammad Zyn Sampang, bahwa pasien yang masuk ruang isolasi BLK itu statusnya Orang Dalam Pemantauan ( ODP).

“Jadi untuk menentukan apakah seseorang terpapar Covid -19 itu memerlukan observasi yang mendalam dari yang pihak berkompeten. Yakni tim medis dengan melakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan penanganan pasien virus corona. Namun hingga saat ini pasien yang masuk ruang isolasi tersebut statusnya ODP,” jelas Asrul, Sabtu (11/4/2020)

Senada seperti yang disampaikan oleh Pj Seketaris Daerah (Sekda ) Sampang dan juga sebagai Sekretaris Gugus Tugas Percepatan dan Pencegahan Covid – 19, Yuliadi Setiyawan, menyatakan, hingga saat ini Sampang masih masuk katagori zona hijau atau aman. Untuk itu ingin mengimbau agar semua komponen masyarakat saling bahu membahu dalam melakukan pencegahan penyebaran wabah virus corona tersebut.

“Alhamdulillah sampai sekarang Sampang masih berstatus Zona Hijau. Kita akan terus mengoptimalkan kemampuan yang ada untuk menangkal penyebaran Covid – 19, namun semua itu bisa terwujud apabila didukung semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif mencegah penyebaran virus corona tersebut,” tegas Wawan sapaan karibnya.

Sebagaimana pernah disampaikan Bupati Sampang, H Slamet Junaidi, menyatakan, mengingat di Madura rumah sakit rujukan hanya ada 2 yakni di Pamekasan dan Bangkalan. Tetapi ia tetap mengupayakan membuat kamar isolasi sebanyak 12 unit untuk mengantisipasi ditolaknya pasien rujukan dari Pamekasan maupun Bangkalan karena jumlah pasien sudah penuh.

“Jadi kita menyulap Balai Latihan Kerja (BLK) dijadikan sebagai kamar isolasi untuk menampung pasien yang tidak bisa ditampung di rumah sakit rujukan. Sebelumnya kita merencanakan bekas Puskesmas Pangerangan dan Puskesmas Ketapang sebagai tempat kamar isolasi, tapi karena terlalu jauh dari RSUD dr Muhammad Zyn akhir dipilih BLK tersebut,” tutup H Idi. (tricahyo/her)