LINGKUNGAN

Semakin Terpuruk Nasib Petani Garam di Pangarengan, Tanggul Jebol Ancam Gagal Panen

120
×

Semakin Terpuruk Nasib Petani Garam di Pangarengan, Tanggul Jebol Ancam Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Tanggul jebol di areal tambak garam di Pangarengan.

PETAJATIM.co, Sampang – Nasib sejumlah petani garam di Desa/ Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, tahun ini terancam gagal panen akibat tanggul tambak siring dilokasi tersebut jebol.

Jebolnya tanggul sekitar 200 meter itu terjadi pada beberapa bulan lalu. Hal itu dipicu lantaran tak mampu menahan tingginya volume air laut atau pasang.

Dengan adanya wabah pandemi Covid-19 kehidupan masyarakat semakin berat ditambah lagi dengan kejadian ambrolnya tanggul tersebut menambah beban petani garam semakin berat.

Dalam situasi dan kondisi seperti saat ini, para petani garam hanya bisa pasrah dan menunggu uluran tangan dari pemerintah.

Kepala Desa Pangarengan Moh Aksan membenarkan jebolnya tanggul di daerahnya itu akibat tidak mampu menahan arus deras air laut. Selain itu, kata dia, juga diduga karena kurangnya perawatan dari salah satu pemilik tambak terhadap tanggul tersebut.

“Jebolnya sudah lama tetapi belum diperbaiki, karena untuk biaya perbaikan tanggul itu terlama besar berkisar antara Rp 40 juta hingga Rp 50 juta sehingga dibiarkan. Informasinya tambak yang tanggulnya jebol itu disewakan pada orang Sumenep, Senin (26/04/2021).

Lanjut Aksan, para pemilik tambak disekitar tanggul yang jebol itu akhirnya mendatanginya untuk meminta solusi. Sehingga dirinya berinisiatif mengumpulkan para petani garam yang terdampak.

“Kemarin kita kumpulkan para pemilik tambak yang disaksikan oleh Forkopimcam untuk sama-sama mencari solusi terkait perbaikan jebolnya tanggul tersebut. Kita kesulitan mengundang penyewa tambak yang tanggulnya jebol itu karena bukan warga disini,” ungkapnya.

Kemudian ia menambahkan, akibat jebolnya tanggul tersebut tentu sangat berpengaruh besar terhadap masyarakat sekitar yang semata-mata mengandalkan penghasilan dari bertani garam.

“Mayoritas pendapatan masyarakat desa kami dari garam. Jadi, kalau kerusakan tanggul itu dibiarkan terus menerus mereka akan terancam gagal panen dan sangat berpengaruh terhadap roda kehidupan perekonomian,” tegasnya.

Pihaknya mengaku tak bisa berbuat banyak di tengah kondisi saat ini. Ia berharap kepedulian pemerintah daerah melalui dinas terkait membantu dalam perbaikan tanggul di desanya. Sebab Desa Pangarengan adalah desa penghasil garam terbaik di Madura.

“Sedangkan anggaran Dana Desa untuk tanggap darurat bencana sangat terbatas di anggaran desa,  berharap Pemkab bisa membantu biaya perbaikan tanggul guna menyelamatkan garam warga,” pungkasnya.

Penulis : Tricahyo
Editor : Heru